Perjuangan
Mona
M |
ona kebingungan. Dia tidak ingin ikut perang. Namun, jika dia tidak ikut perang, maka akan datang bahaya yang lebih besar daripada dia mengikuti perang tersebut. Jika dia ikut perang, banyak kemungkinan bahwa ia akan tewas. Namun, jika dia tidak ikut perang, akan ada lebih banyak bahaya yang timbul. Dia tak punya bendera putih. Jika dia berdiri di medan perang, takutnya ada yang membunuhnya. Jadi, Mona memutuskan untuk ikut perang. Adiknya saja yang masih berumur 11 tahun yaitu Marina, ikut bergabung dalam perang tersebut. Akhirnya, Mona mengambil pedang warisan neneknya.
“Mona! Kau yakin ikut perang?” tanya Bunda sebelum perang dimulai. “Ya! Laila, Bilqis, dan Marina yang masih kecil saja bisa dan mau berjuang,” jawab Mona. “Kau anak yang baik,” ujar Bunda.
Mona memegang pedang emas berkilau itu. Dia tidak hanya mengandalkan senjata. Ilmu beladirinya kuat. Mona akan tetap mengikuti perang tersebut. Afghanistan dengan Negara lain yang tidak diketahui apa namanya.
Seorang pria yang terlihat telah dewasa menyerang Bilqis, adiknya yang masih berumur 12 tahun. Dengan cepat, Mona melesat kearah Bilqis. Dia mengayunkan pedangnya. “Waaa!” Pria dewasa tersebut terjatuh dan tak dapat bangun lagi. Mona terkejut melihat keadaan Bilqis. Kaki Bilqis terluka! “BILQIS, AWAS!” pekik Mona. “Jegaaal!” Bilqis terjatuh! Anak pria tadi yang kira-kira masih berumur 11 tahun memanfaatkan Bilqis yang jatuh untuk menyerang Mona.
Mona meloncat, dan menendang anak itu hingga jatuh. Pria tadi sangat marah. Pria tadi menyabetkan pedangnya ke arah Mona. “Waa!” Tetapi, Mona menendang pria tadi. “Braaakkk! Akhirnya, pria tadi benar-benar tak dapat bangun lagi.
Mona meloncat kearah kuda putihnya. Ia mengarahkan kuda putihnya kearah barisan musuh. “MONA! BAHAYA! JANGAN, NAK!” teriak Ayah. Ayah langsung mengikuti Mona kearah barisan musuh. Disitu, banyak pedang dan tombak yang menghadangnya. Tetapi, Mona menerobos pedang dan tombak itu.
Saat pemimpin barisan musuh sedang sibuk membuat jebakan untuk Marina, Bilqis, dan semuanya, tiba-tiba saja Mona menyabetkan pedangnya kearah pemimpin barisan musuh. “Rasakan ini!” gumamnya pelan. Ia pun menjauh dari barisan musuh.
Pemimpin musuh terbunuh. Pasukan musuh sangat marah. Panglima perang bertanya,”Siapa yang berani-beraninya membunuh pemimpin kami?” Mona melaju kudanya ke depan. “Aku!” katanya penuh keberanian. Ketika pasukan musuh sudah tidak bergerak karena tidak ada pemimpinnya, pasukan Afghanistan langsung menyerang. Banyak sekali yang terbunuh diantara barisan musuh.
“Aaah!” teriak Mona. Dia terjatuh karena didorong anak pemimpin musuh. Darah mengucur dari tangannya. Tetapi, gadis kelas 2 SMA itu tak peduli. Lawannya hanyalah anak kelas 1 SMP, itu pikirannya. Mona meloncat, dan langsung menyabetkan perangnya. Anak pemimpin musuh itu pun terbunuh.
Karena semangat Mona, akhirnya pasukannya menjadi sangat bersemangat. Makin banyaklah yang terbunuh diantara pasukan musuh. Pasukannya membuat pasukan musuh porak-poranda dan akhirnya, mereka pun memenangkan perang tersebut.
“Terima kasih, Mona! Kamu yang telah membuat negeri kita selamat!” ujar anak pemimpin pasukan, Mia. “Sama-sama, Mia,” jawab Mona sambil tersenyum penuh semangat.
Olimpiade?!?
S |
haqila Diandra Paramita namaku. Biasa dipanggil Lala. Aku lahir di New Zealand alias Selandia Baru, 1997, 11 Mei. Aku sekolah di SMPIT Permata Harapan, kelas 9-3. Sangat menyenangkan sekolah di sana! SMP Islam Terpadu yang mengasyikkan.Walaupun aku lahir di New Zealand, tetapi aku tinggal di Indonesia. Aku hanya lahir di sana saja, saat itu Bunda, Ayah, Kak Bilqis, dan Kak Shelly sedang berjalan-jalan ke sana. Nah, saat itu lahirlah aku.
Selain punya kakak, aku juga punya adik. Namanya Inna. Dia sekarang kelas 2 SMP di SMPI Nurul Hidayah. Inna tak beda jauh denganku. Tetapi dia tetap memanggil “kakak” karena ... Syaratnya, harus sopan. Hehehe …
Di SMPIT Permata Harapan, tidak memakai seragam. Tetapi, harus muslim. Sepatunya ngebebas, warna, model … dan semuanya.
Pagi ini, aku memilih memakai terusan warna pink, warna favoritku, yang panjangnya seatas lutut dan berkerut-kerut di bagian pinggang, juga celana jeans warna biru tua yang enggak ketat, tapi tetap enggak longgar. Jadi, biasa saja dan membentuk tetapi ingat … Tidak ketat! Untuk jilbabnya, aku mengenakan jilbab pink gambar stroberi yang berkerut-kerut dan sepatunya flat shoes pink.
Tasku selempang warna pink bergambar Barbie. Kaus kakiku juga pink dan berenda. Nah, aku berangkat ke sekolah memakai sepeda. Kadang-kadang sih, pakai mobil. Tapi, agar bisa menghirup udara segar, aku memakai sepeda, deh.
Aku memarkirkan sepedaku di tempat parkir sekolah. Lalu, aku menyalami wali kelasku, Bu Qiara yang tersenyum. “Assalamu’alaikum,” ucapku pelan. “Wa’alaikum salam,” jawab Bu Qiara sambil tetap tersenyum.
Aku melangkah menuju kelas 9-3. Disana, banyak sekali bangku teman-temanku yang kosong. Ada dua bangku yang sudah diisi, yaitu bangku Sanny dan juga bangku Khalifah. Khalifah adalah sahabat Sanny, dan Sanny adalah sahabat Khalifah.
Aku meletakkan tasku, lalu melangkah keluar kelas. Aku duduk di bangku. “Hei!” Ada yang mengejutkanku. Aku menoleh. “Hei, Rina!” seruku. Rina adalah sahabatku. “Kamu ternyata sudah datang ya! Kok bangkunya enggak diisi eh …” “Kamu gimana sih, La? Kita kan enggak sekelas!!!” seru Rina kesal.
--- 0 ---
“Ya, ada olimpiade! Jadi, yang ikut olimpiade dan yang lulus seleksi adalah … Marina, Bilqis, Latifa, Latisya, Sanny, Khalifah, Khatifah, Azzahra, dan … Satu lagi!!! SHAQILA DIANDRA PARAMITA!” teriak Bu Qiara. Aku terkejut. Aku, Marina, Bilqis, Latifa, dan Latisya, Sanny, Khalifah, Khatifah, dan Azzahra diberi tepuk tangan. Kami tersenyum. “Nanti, pakai baju bebas muslim, ya!” kata Bu Qiara.
Sekarang, aku memilih terusan selutut berwarna pink gambar Hello Kitty, di bagian pinggangnya juga berkerut-kerut tetapi ada pitanya. Aku juga memakai celana jeans bunga-bunga dan jilbab pink gambar Hello Kitty berkerut-kerut di bagian leher dan juga ada pitanya. Sepatunya, flat shoes pink muda berhak 3 cm.
Hari Sabtu ini, aku naik mobil karena jam 6 harus sudah berkumpul di sekolah. Ada banyak teman-temanku dari kelas lain. Ada Khalifah dan Sanny juga, lho! “Lala!” teriak Khalifah. Dia memelukku. “Hahaha, kita jarang ketemu ya!” ucapku. Sanny mengangguk. “Iya!” dukung Khalifah dan Sanny.
Bus sekolah menuju gedung tempat olimpiade. Aku deg-degan dalam hati. Menang enggak ya, menang enggak ya? Pikirku. Banyak orang-orang dewasa, anak remaja, dan anak kecil yang berlalu lalang. Anak kecil bersama orangtua mereka.
Aku memasuki ruang 2.1, tempatku dan teman-teman. Disitu, banyak sekali anak dari sekolah lain. Aduh, gimana nih kalau enggak menang? Tenang Shaqila, tenang Lala! Kamu pasti menang! Kamu pasti bisa!, batinku khawatir seraya melirik Khalifah dan Sanny. “Oke, kita mulai!” ujar seorang wanita.
Akhirnya, aku selesai juga! Ada beberapa soal yang susah. Tetapi, setelah berpikir panjang, akhirnya aku dapat menemukan jawabannya. Oh ya, ini masih babak penyisihan. Jika nanti dapat menyelesaikan babak penyisihan, akan maju ke babak semifinal. Dan jika dapat menyelesaikan babak semifinal, maka … Babak final! Dan kalau dapat menyelasaikan babak final, ya menang!!!
Aku pulang. Ya, memang sudah waktunya pulang. Rasanya capek banget. Tapi, kalau aku mau menyelesaikan babak penyisihan, aku harus tahan capek dan harus rajin belajar.
Beberapa hari kemudian, terdengar kabar bahwa aku menyelesaikan babak penyisihan! Rasanya sangat senang. Tetapi, ada satu babak lagi yang harus kulewati jika aku dapat menyelesaikan babak penyisihan!
Aku langsung belajar. Sejarah, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Spanyol, IPS, IPA, Bahasa Prancis, Aqidah, Agama Islam, SKI, Fiqih, semua pelajaran kupelajari. Bukan hanya karena olimpiade. Sebentar lagi, aku memang akan lulus kelas 9!!! Jadi, aku membaca buku-buku pelajaranku sampai habis.
Buku-buku yang berhubungan dengan pelajaran sekolahku kubaca sampai habis. Di perpustakaan rumahku, maupun perpustakaan sekolahku. Aku bertekad untuk bisa menyelesaikan babak ini.
Saatnya babak semifinal! Jantungku serasa berdetak kencang. Aku menyiapkan pensil Steadler 2B-ku. Setelah mendengar aba-aba “Lomba dimulai!” aku segera mengerjakan soal yang tertera di lembar soal, karena waktunya 90 menit.
Waktu habis. Wanita yang sepertinya mengawasi kami agar tidak bercanda dan tidak menyontek itu kemudian mengambil semua lembar jawaban. Aku menarik napas lega. Lega rasanya. Ya Allah … berikanlah kemenangan ya Allah, insya Allah aku menang …” doaku dalam hati. Kulihat mimik wanita tersebut jadi aneh saat melihat sebuah lembar jawaban.
Beberapa minggu kemudian, aku terbangun dari tidurku. Tadi malam, aku bermimpi bahwa aku sedang berjalan-jalan di suatu taman. Tiba-tiba saja, bunga dari taman itu menghilang, dan aku terjatuh ke bawah. Apakah itu pertanda bahwa aku akan tersisih? Semoga saja tidak.
Karena mimpi tersebut, aku menyadari bahwa ternyata aku malas belajar. Mengetahui itu, aku segera belajar. Belajar yang dicicil. Buku kakakku juga semuanya kubaca habis. Semua buku di perpustakaan rumahku kini sudah kuketahui semua isinya.
Sekarang adalah babak final. Aku sangat deg-degan. Aku takut bahwa tidak menang. Perasaan negatif itu malah yang membuatku jadi takut. Aku berusaha mempositifkan perasaanku. Ingat, Lala, Allah sesuai dengan prasangka hambanya, aku mengingat kalimat yang diberikan Bunda padaku.
Aku terduduk. Tiba-tiba saja, Bu Qiara mendatangiku. “Selamat, Lala! Kamu menang! Ini pialanya!” Aku terkejut. “Hah? yang benar Bu???” Bu Qiara tersenyum. Wajahku yang tadinya cemberut berubah menjadi senyum yang lebar!
Waktu Itu Berharga,
Queenita
Q |
ueenita seorang gadis kaya kelas 3 SMP. Dia benar-benar sangat kaya. Rumahnya seperti mal, bertingkat 3, dan ada lift-nya. Lift-nya sangat banyak. Kelinci, kucing … Ikan, semuanya banyak. Menyenangkan sekali. Namun sayang sekali … Queenita sangat sombong, menyebalkan, suka membocorkan aib orang, dan juga … Tidak menghargai waktu. Dia lelet banget, dan itu sengaja dia buat lambat seperti itu. Kenapa?
“Queenita! Cepaaat!” Ayah berteriak. Tetapi, Queenita masih memakai aksesori-aksesorinya. “QUEEN!” seru Ayah kencang. Queenita terkejut. Dia kemudian menuju ayahnya. Di mobil limosin milik keluarga Queen, Ayah memarahi Queenita habis-habisan.
Arina, teman Queenita mendesis tanda: Cepat, Queen! Cepat Queenita!” Ya, Arina memang mengajak Queenita untuk berenang Minggu yang cerah itu. Tetapi, Queen tidak juga keluar. Arina mendesis lebih keras. Queen tetap tidak keluar. Akhirnya, dia tidak memakai desisan, tetapi memakai teriakan yaitu: QUEENITA, CEPAAATTTT!” Queen akhirnya keluar juga dengan baju renang berenda pink-nya.
Di jalan, Arina mengomel terus. Cerewet banget, batin Queenita. Padahal, siapa yang salah teman-teman? Arina, atau Queen? Queen kan? Nah, kenapa Queenita malah menyalahkan Arina? Aneh kan?
Ada contoh lain lagi. Tetapi, ini sangat penting, dan Queen sudah keterlaluan pada tingkat itu. Ini jauh lebih penting. Kasihan orang yang dirugikan … Jadi, begini ceritanya …
Motor Nia rusak di tengah jalan. Nia adalah kakak kelas Queen yang sudah kelas 1 SMA. Nah, karena Nia tak dapat berkutik, jadi dia meng-SMS Queen.
Ass Queen, ak mnta tlng bgt y ... krna ak cuma pnya nmr HP kmu, jdi .. y, tlng dng, motor ak mogok nih, kmu kan bisa jmput ak .. oy, di jln. Hijau Permata dekat pemberhentian bus yg plng dket .. y ... kmu tahu kan?
Nah, sayangnya lagi, aduh! Dia sudah membaca isi SMS itu, eh … Ternyata tahu enggak apa yang dilakukan Queen??? Menonton televisi!!!! Jadi, Nia meng-SMS terus Queen, sampai … Sampai … Pulsanya habis!!! Aduh, kasihan banget Nia. Dan karena itu, dia hampir tertabrak truk!!!!
Keesokan harinya, Nia mengomel pada Queen, dan memasang muka jutek sama dia. Queenita bukannya sadar, malah membalas muka jutek kakak kelasnya itu. Huh, tuh anak gimana sih? dengus Nia dalam hati dengan merasa perasaan yang sudah tidak sabar lagi. Huhhh!!!
Akhirnya, Queenita merasakan akibatnya sendiri. Dia yang ikut audisi cheerleader, ternyata malah menonton TV dan membaca komik. Ia pun terlelap. Dan saat bangun … sudah jam delapan malam!!! Akhirnya, dia pun dikeluarkan dari tim cheers sekolahnya. Dosa lagi!
Magen,
The Artist
M |
agenia Lovea adalah gadis kelas 2 SMA yang sangat feminin dan girly. Pakaiannya fashionable dan girl banget!!! Dia juga cantik. Rambutnya pirang kecokelatan sepinggang dan bergelombang dengan sangaat sempurna. Kulitnya putih, mulus, dan bersih. Matanya bulat berwarna pink muda. Hihihi! Nggak apa-apa ya … Kan, imajinasi hehehe. Bulu matanya lentik. Pipinya tembem dan berwarna putih merona, bibirnya tipis dan berwarna merah merona, alisnya juga tipis tapi memesona. Jemarinya juga sangat lentik. Magen panggilannya. Mahir menyanyi dan bermain gitar. Keren!!! Suaranya merdu, dan karena jemarinya yang sangat lentik itu, dia mahir bermain gitar, piano, keyboard, saxophone, dll. Wuih! Impiannya menjadi penyanyi.
“Roxy!” ujar Magen,”Kita bikin video dan kirim ke youtube, yuk! Kamu main piano, aku main gitar!” ajak Magen. Roxy, sahabat Magen, mengangguk. “Oke!!!!” Mereka memilih baju yang fashionable. Magen mengenakan kaus merah tanpa lengan, blazer selengan warna merah darah, rok pensil gitu, polkadot merah darah, dan juga stocking merah. Rambutnya diikat buntut kuda. Sedangkan Roxy, mengenakan blus warna biru tua, dan celana jeans warna biru tua. Rambutnya yang dipotong model bob itu disisir hingga rapi. Mereka berdua memakai eye shadow, mascara, lip gloss pink, bedak, dan juga blush-on.
Mereka mengambil michrophone yang dipasang di tempatnya. Di video, dengan alat khusus punya Magen. Alat itu bisa mengirim ke youtube, dan ingat itu hanya imajinasiku! Lagu ciptaan mereka sendiri yaitu My Best Life.
Ini dia lagunya:
My best life
My best life
This is my best life lalala …
Me and you, this is my best life
My best life, my best life!
My best life, my best life … lalala …
My best life!
I need my life, I need my life to be the best
Without my life …
Without my life, I’m cannot walk …
Without my life, I’m cannot sleep …
Without my life, without my life …
Without my life …
My best life …
My best life …
THIS IS MY BEST LIFE
This is my best life
Oh this is my best …
Without my life …
Without my life, I cannot enjoying this is flower it’s beautiful and the best!!
Without my life, I cannot enjoying this is the beautiful rainbow!!!
Lalalaaa …
My best life!
MY BEST LIFE!!!! ….
Bukan hanya lagu My Best Life yang mereka kirim. Ada juga lagu mereka yang berjudul: Golden Friendship yang juga mereka nyanyikan.
This is golden friendship
This is golden friendship
Without friendship …
Oh … I cannot singing, I cannot drawing, I cannot everything …
Golden friendship, without golden friendship!!
Golden, yes, golden
Friendship, yes, friendship
Golden friendship the best than flower and rainbow …
And stars, sun!
Golden friendship, oh golden friendship
Friendship, friendship, friendship, friendshiippp!
GOLDEN FRIENDSHIP!
Golden and friendship
Golden friendship!
Yup,yp,yup golden friendship!
Oww … Golden friendship
Ooohhh golden friendship
This is golden friendship!
Smile, friendship smile!
Friendship smile!
This is GOLDEN FRIENDSHIP!
“Kita nyanyi apa lagi?” tanya Roxy. “Ngngng … One In My Life saja!” usul Magen. “Baiklah, aku setuju,” ujar Roxy seraya menyetel kembali alat khusus milik Magen itu. “Terima kasih, Roxy,” kata Magen. “Sama-sama,” jawab Roxy. Magen tersenyum dengan senyumnya yang merekah, manis, dan menawan.
One in my life
My best friend
One in my life
My parents
One in my life
My sister
One in my life
My brother
One in my life
My twins
One in my life
My twenty’s brenda
One in my life
My family!
One in my life
One in my life
One in my lifeee!!!
“Terus, apa lagi???” Roxy kembali bertanya. “Ngngng ... Flower Girls saja,” usul Magen sembari membaca daftar lagu-lagu mereka.
Its flower girls
Its flower girls
Look at!
Its flower girls
The best of flower girls
Yes! Me! Me! And … you!
Look at, this is flower girls!
This is flower girls …!!!
Look at, my friend!
Look at, my parents!
Look at my twins!
Look at my brother!
Look at my sister!
Look at my brenda!
This is flower girlsss!!!!
“Sekarang, I’m Magen and Roxy!!!” seru mereka berdua.
Hello friends, my name Magenia Lovea
I’m singer, I’m artist!!!!
Hi friends, my name Roxannie Ginger Lawrence!!!
Friendship!
Yes, yes, this is friendship!
Hmmm … you know?
Look at the friendship!
Magenia Lovea and Roxannie Ginger Lawrence, BEST FRIENDS!!!
“Oke, besok kita kirim lagi. aku harus pulang, bye!” kata Roxy. “Hahhh????” Magen terkejut. “Ya, sekarang kamu kirim …” Terang Roxy. “Oh.”
Magen mengirim video tentang lagu mereka berdua. Ternyata, tiba-tiba saja sudah mendapat komentar-komentar dalam bahasa Inggris, ini artinya:
Wah! Kalian bagus sekali! Kompak dan … Kerennn!!!
Ginger Athaya, artis
Keren! Tapi, lain kali lebih bagus lagi yaaa!!!!
Marissa Cecilia, ilustrator majalah Family Magazine
Wow! Bagus sekali ya, kompak sekali, kompak, kompak! Suara kalian merdu … jernih, dan juga … lembut!!!
Samantha Cassidy, penari
Keren banget! Aku terkalahkan oleh kalian!!!
Olyvia Lyona, penyanyi
Wah, nyanyian yang sangat bagus, nilai excellent untuk kalian!”
Myssy Veronica, balerina
Wowwww … aku tak sabar untuk menikmati nyanyian berikutnya! Sangattt bagusss!!!”
Sharafina Permata, artis blasteran Amerika Latin-Indonesia
Jelas saja, Magen senang melihat komentar-komentar itu. Apalagi, itu berasal dari artis-artis terkenal yang cantik dan baik hati. Tetapi, yang tidak membuat hatinya kenyang adalah … Komentar dari Marissa Cecilia. Tetapi, kalimatnya itu membuatku nyaris patah semangattt … Padahal katanya bagus ya? Hehe, batin Magen seraya melihat komentar-komentar itu.
Beberapa hari kemudian …
“Kamu mau ngirim lagi?” tawar Magen sembari mengambil beberapa baju yang sepertinya fashionable banget. “Iya lah!” jawab Roxy. “Kamu yang mana?” tanya Magen seraya menunjukkan baju-baju. “Iniii!” kata Roxy. Dia memilih hanya celana jeans dan kaus biru lengan pendek. Kok, dia sukanya tomboi sih? Enggak kayak aku? Aku pengin dia bisa glamor …tapi aku maunya aku tetap modiisss ….” Pikir Magen.
Magen memilih tank top dress berwarna hitam, blazer selengan berwarna ungu, dan juga stocking ungu. Rambutnya dibiarkan terurai, dan memakai bando berwarna ungu muda. Sepatunya high heels berhak 4 cm. Sedangkan Roxy, mengenakan sepatu kets biru. Roxy memainkan piano lagi, Magen juga gitar lagi. Tetapi, michrophone-nya tetap ditaruh pada tempatnya. Jadi tetap memakai michrophone. “Sekarang apa lagi lagunya??” mereka berpikir. “Ngngng … The Smart Girl saja!” mereka memekik.
O-o-oww …
This is a smart girl
Yeah, yeah …
I believe you …
This is a smart girl
The smart girl
The smart girl ….
Yeah, the smart girl, the smart girlll yeaahhh!
I believe you, this is a smart girl, yeah, yeah, yeah!
This is a smart girl …
Look at this is smart girl …
Look at, this is smart girl ….
Yeah, yeah …. Yeah, yeah yeah ….
Look at …
You believe me?
Look at ….
This is a smart girl yeaahhh ….
Forever in table, forever in chair …
Forever, forever …
Book and book …
Smile, book, smile book!
This is a smart girl …
This is girl love a book
Forever in book, forever in book! Lalalaaaa …
“Oke deh, selesai!!! Kita kirim yuk!!!
Akhirnya, mereka ketagihan mengirim video ke youtube, dan akhirnya … Tanpa disadari, semua sudah mengenalnya! Video yang ditayangkan di youtube ditayangkan di televisi! Magen dan Roxy tidak menyadari. Tetapi, suatu ketika …
Ketika Magen sedang menonton acara “SMILE TEENS” di Teens Televise, tiba-tiba dia melihat … ROXY DAN DIRINYA!!! “Mom, Mom! Lihat ini! Mooom!” pekik Magen. Mom terkejut, dan melihatnya. Mom kemudian mengacungkan jempol.
Suatu hari …
Magen sedang melihat ‘tumpukan’ komentar di bawah videonya.
Wow! Hebat! Pas wew, buat ditayangin di televisi!
Octavia Stevany, penyanyi.
Aku suka banget video mereka, terutama waktu … Ya, waktu mereka menyanyikan lagu ciptaan mereka sendiri!!! Keren!”
Alisha Artabella, penari.
“Mereka cantik, fashionable, and … Kerennn!!!”
Shalyca Kalyca Arine, vokalis band Kate McDonald.
Aduh, baju mereka fashionable banget! Aku aja kalah, duh gimana ya? Walaupun sekarang kalian udah bener-bener BAGUS, tapi buat ngalahin Cassidy yang sebagus kalian (Maaf nih ya, tapi kenyataannya hehehe), kalian harus … Lebih baik dan LEBIH BAIK!!! Tapi sih, kayaknya kalian udah lebih baik dari Cassidy Roxy itu!”
Mona Lawrence, Penyanyi gelar “Sang Bintang”
Jangan-jangan, aku sudah benar-benar … terkenal lagi di sini, batin Magen. Aku harus memberitahu Roxy. Tapi, lebih baik jangan! Ini surprise untuknya.”
“Magen! Kenapa kau tak memberitahuku kalau kita sudah begitu terkenal?” seru Roxy yang tiba-tiba muncul dari belakang Felicia. “Hahh? Um, um … Tadinya, itu surprise buat kamu. Tapi ya … Kamu udah tahu aku jadi enggak bisa apa-apa lagi, kan?” jelas Magen. Roxy mendengus,”Aku tak suka jika kamu seperti itu!”
Bagaimana ya? Aku ingin mengatakan kepada Roxy untuk berbaikan sekali lagi. Tapi, aku takut kalau Roxy menolak permintaanku itu. Aaah! Magenia Lovea! Kamu itu gimana sih? Harusnya kan dia yang meminta maaf kepadaku … Aaaahhh, tapi lebih baik akulah yang meminta maaf kepadanya …, batin Magen. Magen mengumpulkan seluruh keberaniannya, lalu menuju rumah Roxy.
Magen memencet bel rumah Roxy. Seorang wanita setengah baya tiba-tiba saja keluar dari rumah Roxy. “Maaf … Anda siapa?” tanya wanita itu. “Saya Magenia Lovea, sahabat Roxy …” jawab Magen. “Oh. Baiklah, saya akan memanggil Roxy.” Setelah itu, Roxy datang dengan wajah sembab. “Apa, Magen?” ketus Roxy. “Eh, eh … Ng … maaf ya, Rox … please, please, I’m sorry my friend …” ucap Magen seraya memohon. “Ngngng … Baiklah, kali ini akan kumaafkan. Tetapi, jika kamu mengulanginya lagi, aku takkan pernah memaafkanmu!” ujar Roxy. Magen tersenyum puas.
The
Teenage
Girls
A |
da beberapa penyihir baik. Namun, mereka tidak tua. Kelima penyihir muda itu jelas-jelas adalah … Kinnara Evening, penyihir yang bandel dan selalu membuat kacau. Kinnara juga suka mengerjai teman-temannya dengan sihir yang dimiliki dirinya. Ada juga, Vanya Verlania Cassidy, penyihir yang keras kepala. Jika Verlania dan Kinnara sudah bertemu, maka mereka akan perang mulut. Itu karena Kinnara yang hobinya mengerjai Verlania, hihihi!! Selain gadis itu, ada juga penyihir yang jutek tapi lumayan baik (Lho?!?). Namanya Chloe Amanda Allenia, Chloe panggilannya. Yang keempat, Marissa Amanda, Manda panggilannya. Dan yang terakhir yang sangat cantik, terbaik, pokoknya … perfect, itu adalah … Zelda’s Esther Fanny’s Beautyful Chrissie, Zelda panggilannya. Rambutnya pirang kecokelatan dan lurus panjangnya sepinggang, kulitnya sawo matang, matanya bulat berwarna biru bak samudra atau biru laut, bulu matanya lentik, bibirnya tipis dan merah merona, pipinya putih merona, dan mempunyai lesung pipit!!! Yup, sebenarnya semua penyihir remaja yang cerdas dan pintar itu cantik semua. Namun, warna rambut mereka berbeda-beda. Kulit mereka sih sama! Sawo matang semua. Kinnara, rambutnya hitam. Verlania, rambutnya biru. Chloe, rambutnya cokelat keemasan. Dan Marissa, rambutnya … Mirip-mirip rambut Zelda, pirang. Wajah mereka mirip bangeettt!!!
Mereka sebenarnya adalah saudara-saudara sepupu yang tinggal bersama bibi mereka, yang sebenarnya adalah bibi kakak sepupu mereka yang merantau pergi entah kemana. Bibi mereka namanya adalah … Nayshalla Cassandra. Bibi Naysha, begitulah biasanya mereka memanggil bibi mereka. Tinggal di sebuah rumah yang mirip sekali dengan istana. Rumah megah berlantai tiga yang luas dan sangaaat bersih. Eits, walaupun penyihir, ternyata mereka tetap sekolah, lho!
Demi mendapat pendidikan, ibu mereka masing-masing pun menyerahkan mereka ke satu sekolah manusia yang sama, SMA Golden’s Girls. Ya, sekolah itu memang khusus perempuan gitu. Dan demi mendapat pendidikan lagi, mereka menyamar sebagai manusia jika berada di SMA mereka! Tetapi, kalau tidak ada yang melihat, kadang-kadang mereka suka jahil mengerjai teman mereka, sih. Yup, Kinnara, Verlania, Chloe, Marissa dan Zelda itu kan, memang bandel dan iseng!
“Zelda, Zelda! Kamu lihat enggak anak yang suka memata-matai kita?” tanya Chloe pada Zelda yang sedang memilih pakaiannya yang cewek banget itu. “Ngngng … Vlorida ya?” tanya Zelda seraya mengambil terusan seatas lutut merah berkerlap-kerlip sesiku, dan juga celana jeans yang enggak ketat, tapi enggak longgar. Rambutnya dibiarkan terurai dan memakai bando. Oh ya, satu lagi keterangan … Mereka itu tidak memakai tongkat sihir, tetapi memakai jemari-jemari mereka!
“Vlo, Vlo, Vlo … ngapain kamu memata-matai kami?” ujar Zelda. “Enggak tuh. Siapa yang mata-matain kalian? Kurang kerjaan banget!” jawab Vlo. “Oh. Oke, ternyata kami salah sangka. I’m sorry, Vlorida Kesse! See you!” ucap Zelda, lalu menggandeng teman-temannya menuju kelas 3-2.
“Ssst … Chloe, Marissa, Kinnara, Verlania, mau enggak kerjain si Vlorida?” tawar Zelda seraya berbisik-bisik. “Enggak ah, capek, kamu aja sendiri!” jawab mereka. Maka, Zelda pun mengendap-endap mengikuti Vlo yang tampaknya sedang ke kamar mandi, tiba-tiba saja … tanpa ada jebakan, tepung, cokelat leleh, blueberry cair, dan susu menumpahi Vlorida. “AAAAA!” ia bahkan MENJERIT ketakutan!! Semua anak yang melihat kejadian itu tertawa-tawa. Terutama, Marissa, Chloe ,Kinnara, Verlania dan … Z-E-L-D-A!!! Dia tertawa terbahak-bahak begitu melihat adegan tersebut. Hahahaha! Lucu sekali kamu,Vlorida! Kamu bohong sama kami sih! Makanya, kamu mata-matain yang lain aja, jangan Marissa, Chloe, Kinnara, Verlania, dan tentu saja Zelda!!! Hahahaaa!! tawa Zelda dalam hati. Vlo yang ditumpahi adonan-adonan itu segera menuju kamar mandi yang lain, dan muncul lagi-lah ide nakal Zelda. “Elken!” ujarnya sangat pelan. Dia kabur, dan Vlorida pun terpeleset, dan … basah lagi!! Cat menumpahi bajunya. Kembali lagi, semua anak tertawa-tawa.
“Punishment untukmu adalah … Mencuci baju Vlorida yang sudah terkena cat dan harus kering dengan waktu satu jam!!!” kata Pak Kepala Sekolah yang mengetahui kejadian itu. “Oke,” kata Zelda enteng. Chloe, Marissa, Kinnara, dan Verlania menatap Zelda yang artinya: Makanya, kamu bandel sih, Zel!” . Tetapi, tampaknya Zelda tidak memedulikan hukumannya.
Dalam sekejap, baju Vlo yang terkena cat itu sudah kering dan bersih mengkilap, seperti baru lagi! Tetapi, nanti ada sesuatu yang jelas-jelas akan membuat Vlorida dipermalukan, atau apa. Ya, dia memang berencana kembali mengerjai Vlorida karena Vlo yang selalu berbohong kepadanya!
“Waaahhhh!!!!” Pak Kepala Sekolah terkejut begitu melihat Zelda yang sudah selesai. “Cepat sekali, terima kasih Zelda! Ternyata kamu anak yang bertanggung jawab! Vlorida, ini bajumu …” ujar Pak Kepala Sekolah. Vlo tersenyum.
Sekarang, mereka melakukan pemotretan murid satu persatu. Nah, Vlo memakai bajunya yang tadi terkena cat itu. Gilirannya yang difoto. Tetapi, saat sedang difoto tiba-tiba saja, bajunya berubah menjadi hitam dan kusam, dan juga penuh tambalan. Rambutnya yang tadi tertata rapi kini jadi jelek dan berantakan. Semua menertawakannya. Karena, sudah terfoto akhirnya Bu Eliza pasrah juga. Giliran yang lain.
“Kenapa bisa begitu, Zelda?” tegas Bu Eliza kepada Zelda. “Saya tidak tahu!” jawab Zelda. “Karena kamu yang mencuci, jadi kamu kembali mendapat hukuman yaitu membersihkan kamar mandi sekolah!” kata Bu Eliza. Zelda hanya mengangguk.
“Ciiing!” Zelda menyihir kamar mandi sekolah sehingga menjadi sangat bersih. Lalu, dia menyihir agar dirinya tak terlihat. Vlorida yang telah membuatnya menderita, jadi disihirnya agar mendekat,”Triiinggg!” Vlo terseret kearahnya, tetapi dia tidak terlihat. “Jadilah Zelda!” ujar Zelda. Vlorida pun berubah menjadi sangat mirip dengan Zelda. Dan, akibatnya pun … ya, dia dihukum dan dimarahi lagi, deh!!! Sementara Zelda, dengan mudahnya dapat kabur karena sihirnya. Hahaha!!!
Itu masih keisengan Zelda. Chloe juga iseng lho! Nah, karena keisengannya, tebak hukumannya? Dia ngerjain siapa, ya? Terus … Dia ngapain? Kenapa Chloe mengerjai orang itu??? Penasaran kan?
Untuk membuat Yacchen temannya lengah, Chloe menugaskan seseorang bernama Saskia untuk mengajak Yacchen mengobrol tentang hal-hal yang sangat seru. Saskia adalah penyihir juga, anak Bibi Naysha. Jadi, saudara sepupu mereka juga. Saskia juga sekolah disitu, agar tidak mencurigakan.
“Hai, Yacchen!” sapa Saskia ketika melihat Yacchen yang sedang berjalan. “Eh, Saskia! Main yuk!” ajak Yacchen. “Enggak, ah. Aku lagi males main nih. Ngobrol aja, yuk,” ujar Saskia. “Oh. Kamu tahu Melinna Advecia dipecat dari kantornya enggak?” mulai Yacchen. “Oh, yang kerjanya jadi sekretaris itu ya?” tanya Saskia memastikan. “Jelas lah. Melinna Advecia itu dipecatnya karena apa ya? Aku enggak nonton beritanya sampai habis,” jelas Yacchen. “Oh. Melinna Advecia itu dipecat, karena dia mencuri handphone direktur-nya itu lho … Esther Stevany,” jelas Saskia. “Ooohhh …” Yacchen mengerti. “Ngomong-ngomong, kamu nonton film Best Friends Forever enggak di bioskop?” tanya Saskia lagi. “Iya, nonton. Mengharukan banget, ya, ceritanya!” ujar Yacchen. “Kalau I Miss You, Mom?” Saskia bertanya kembali. “Iya, cukup mengharukan, tentang Christina yang merindukan ibunya yang meninggal, kan?” kata Yacchen. “DORRR!” dengan sihir, tiba-tiba saja Chloe diam-diam meletuskan balon milik Yacchen. Yacchen terkejut, lalu pingsan. Karena tidak ada yang melihat, Chloe mengedipkan mata kearah Zelda, Marissa, Kinnara, dan Verlania. Kinnara menyihir membuat baju Yacchen yang tadinya sangat tomboi menjadi feminin, warna pink. Marissa mengubah rambut Yacchen yang pendek dipotong shaggy menjadi panjang. Marissa menyihir celana jeans Yacchen menjadi rok pink. Chloe tersenyum, menyihir di rambut Yacchen tiba-tiba saja menjadi memakai bando pink dan sepatunya diubah menjadi flat shoes merah. Dan … Zelda membuat Yacchen bangkit dan dapat berbicara seperti apa yang ada di pikirannya.
Yacchen yang disihir kemudian berjalan menuju kelas. “Yacchen! Haha! Kamu kok, jadi centil sih?” ledek Lira. “Enggak tuh, aku enggak jadi centil, tapi jadi feminin aja!” jawab Yacchen berkacak pinggang. “Kok, baju kamu ganti?” tanya Lova. “Mau tahu aja!” ucap Yacchen. Marissa, Kinnara, Zelda, Chloe, Saskia, dan Verlania tertawa cekikikan. “Napa, sih?” cetus Lisa. “Enggak apa-apa tuh.” balas mereka.
Ketika Yacchen melangkah pulang, ibunya kaget,”Kok, kamu jadi feminin, Nak?” tanya ibunya. Sihir kelima sepupu itu pun lenyap. “Hah!?!? Kenapa kamu tiba-tiba bisa berganti pakaian tanpa membawa baju dan tiba-tiba menjadi bajumu yang tadi kaupakai?” seru Ibu Yacchen, Bibi Ziasta. “Lho? Memangnya aku berganti pakaian? Tidak! Memangnya aku menjadi feminin? Tidak!” jawab Yacchen aneh. Zelda dan Chloe menuju Bibi Ziasta,”Bibi, bibi kan tahu kalau anak bibi ini sangat pelupa!” kata mereka. Bibi Ziasta berkata,”Oh iya, ya!” seraya menepuk dahinya.
JANGAN ISENG, KARENA AKAN MEMBUAT ORANG LAIN TIDAK SENANG!!! itulah kata-kata Bibi Naysha untuk memarahi Marissa, Kinnara, Zelda, Chloe, Verlania, dan anaknya, Saskia.
Diary
Shabrina
“Shabrina, ini untukmu! Hadiah ulang tahun! Maaf ya, cuma bisa aku kasih sekarang,” ujar Amanda, kakak Shabrina. “Hah? Enggak apa-apa kok, Kak. Makasih ya …” ujar Shabrina. Gadis berambut pirang kecokelatan yang sepinggang itu tersenyum.
Ketika dibuka, ternyata hadiahnya adalah sebuah diary berwarna pink dan bergambarkan bunga mawar, tulip, dan melati. Dan ternyata, ada pensil dan penghapusnya juga lho, juga ballpoint dan Tip-xnya (Itu lho, yang untuk ngapus pulpen)!! “Wah, makasih Kak!” pekik Shabrina senang.
“Braak!!!” Teman Shabrina yang bernama Nadya menabraknya. “Nadya! Sakit tahu!” bentak Shabrina kesal. “Maaf, aku kan enggak sengaja!” Nadya membela diri. “Tapi sakit!” balas Shabrina. “Sudah, jangan bertengkar!” lerai Putri. “Tapi dia menyebalkan, Putri!” pekik Shabrina. “Husss!” seru Putri.
Oh ya, Shabrina itu adalah anak blasteran. Kulitnya putih dan matanya bulat berwarna biru. Bulu matanya lentik, pipinya putih merona, dan bibirnya merah merona. Hobinya adalah menulis diary. Feminim, warna favoritnya pink dan ungu muda. Lumayan kaya, rumah bertingkat tiga.
Mengenai kejadian-kejadian di sekolah, Shabrina menulis diary-nya.
Hello, Kitty! Well, sekarang aku itu lagi kesel banget gara-gara si Nadya itu. Dia tadi menabrakku, dan bukannya minta maaf … Kamu tahu enggak? Dia malah marah-marah! Ngeselin banget, kan? Udah gitu si Putri lagi, malah nyalahin aku tadi di kelas!!!
Si Theresa, temanku waktu di Hungaria, dia itu aneh banget. Theresa suka berkata kepadaku, karena dia sudah belajar bahasa Indonesia, jadi dia berkata,”Kamu jelek!” padahal nyatanya aku cantik kan? Hehehe! Tapi, kalau pake bahasa Inggris, dia bilangnya,” You are beautiful!” Apa dia yang belum bisa ngerti bahasa Indonesia jadi menurutnya jelek itu cantik dan cantik itu jelek? Huh, aneh!
Bukan hanya Theresa yang membuatku kesal, tetapi jelas-jelas juga temanku itu tuh, si Olivia waktu aku masih berada di … Rusia! Olivia lebih parah mal-ahan dari si Theresa! Jadi tuh pertama aku datang ke Rusia dia itu berkata … Kamu tahu enggak? Dia berkata,”Not welcome to you, you are stupid! Jelas saja aku kesal, Olivia itu benar-benar menyebalkan! Jadi kubilang,”I don’t know, uggly!” dan dia dalam bahasa Inggris (Aku lupa) berkata,”Apa film favoritmu?” dan aku menjawab,”Sabrina The Teenage Witch.” Terus, dia berkata lagi,”Sabrina The Teenage Witch its uggly!”Nyebelin kan? Oke, udah dulu ya Kitty, see you later!
SHABRINA LOVEA.
Shabrina tersenyum, puas dengan diary pinky-nya. Tiba-tiba, Kak Amanda menuju Shabrina. Dilihatnya ia lalu berkata,”Sini kubaca!” Shabrina kesal. Direbutnya diary yang diberikan kakaknya itu, dan dia berucap,”Aaah! Jangan, jangan! Rahasia, this is a secret.” Kak Amanda menoleh,”Kamu menyebalkan!” Shabrina tidak memedulikannya, memasukkan diary ke tempatnya dan menggembok, lalu menyimpan kunci dan gemboknya di lemari pribadi khusus dirinya, dan mengunci lemari itu. Kunci lemari itu sudah dimasukkan ke suatu tempat rahasia khusus Shabrina.
Ketika mengecek E-mail, sungguh mengejutkan hasilnya ….
Hi, Shabrina,I’m sorry! Okay? Felicia tak dpat mngrm hdiah untkmu, Shabrina. I’m sorry!!!
Balasan:
Ohhh, no problem, sister!
Bukan hanya itu ternyata E-mail, ada juga yang lain yaitu tentang film!
Hai, Shabrina, kmu suka film “Sabrina The Teenage Witch” ya? Ko kmu suka sih??? Ak ‘mah’ sukanya film “The Golden Girls” itu lho, soalnya menurutku “Sabrina The Teenage Witch” gak seru.
Balasan:
Untuk: Putrirana@go.mailhowmany.com
Iyalaaahhh! Hahh??? Sabrina The Teenage Witch itu kan seru banget! The Golden Girls apa serunya Ran? Hihihi, kmu ko gak tahu bgt seh??? Hehehe!!!
Setelah itu pun, Shabrina memutuskan untuk menulis diary-nya …
Dear Kitty, sekarang aku punya pengalaman lain lho, yang lebih seru, lebih menantang, dan lebih menyebalkan dan bandel dari pengalamanku yang itu! Kamu pasti belum dengar ceritaku ini.
Gini nih Kit … Aku tuh dulu punya teman. Namanya temannya Villia. Villia itu asli Jerman. Ya, aku kan pernah ke Jerman. Dia anak yang sebenarnya tidak menyenangkan. Tapi, malah sekarang aku sedih karena berpisah dengannya.
Suatu hari, waktu aku datang ke apartemen apa gitu namanya, aku lupa lagi, aku lihat ada anak perempuan berambut cokelat. Kulitnya sawo matang. Matanya sipit, dan bulu matanya enggak lentik kayak aku (hehehe) tapi tetap bagus. Hidungnya sama kayak aku, mancung! Hihihi! Dan, aku pun memutuskan untuk bertanya sama dia. “Halo, nama kamu siapa?” tanyaku. Dia jawab,”Kamu?” dan aku menjawab,”Shabrina Lovea.” “Ih, aneh deh! Kalo aku sih bagus, Felicia Karen,” ujarnya. “Terus nama panggilan kamu?” aku tanya lagi. Dan dia jawab,”Kamu sendiri?” Jadi aku yang menjawab duluan,”Shabrina.” Dan aku menebak bahwa panggilannya Felicia. Tunggu! Ternyata salah! Nama panggilannya Villia! Jadi aku berkata,”Oh.”
Villia pergi ke Amerika selama seminggu saja. Aku kangen soalnya aku anggap dia sebagai sahabat. Padahal, aku enggak deket sama Villia.
Waktu dia pulang , keesokan harinya aku langsung mengajaknya main ke kamarku. Waktu dia lihat kamar pink-ku, Villia langsung bilang dalam bahasa Inggris ,”Jijik deh lihat kamar kamu!” Aku terkejut. “Itu aku yang ngecat sendiri!” sahutku dalam bahasa Inggris.
Ketika aku melihat kamar hitamnya, aku pun membalas ledekannya dengan ejekan dalam bahasa Inggris,”Duh, pusing deh lihat kamar kamu!” Villia kaget dan berkata,”Really?”
Ketika aku ajak dia main ke kamarku, dia ngambek dan enggak mau bicara sama aku. Aku pun menebak mungkin dia marah sama aku. Oh ya, dia itu bisa bicara bahasa Indonesia. Aku pun berkata,”Oh, I’m sorry! So sorry!” ternyata dia bilang,”Kamu ngikutin Sabrina the Teenage Witch ya?” dan aku berkata,”Enggak, tapi aku suka film-nya.” Dan aku lihat, dia langsung lari ke kamar mandi dan (maaf ya …) muntah!
Kudengar, film kesukaannya adalah … Veronica’s Closet dan sama sekali bukan Sabrina The Teenage Witch!
Selama beberapa hari, aku meamnggil guru privat kesopanan yaitu Kak Amanda untuk mengajarinya sopan!!! Kak Amanda halus banget sama dia. Tapi, kalau dia udah mulai enggak sopan tuh, Kak Amanda tegas. Kalau udah bener-bener enggak sopan, Kak Amanda marah! Hihihi!!!
Kemudian, kulihat dia sangat baik kepadaku. Aku pun berterima kasih kepada Kak Amanda. Tapi kayaknya dia belum bisa jadi sahabatku. Akhirnya aku membiarkan saja.
Beberapa hari, kami pun bersahabat. Kemudian, aku pun pindah lagi ke Indonesia kampung halamanku walaupun aku lahirnya di Hungaria! Hihihi!!!
Salam sayang,
SHABRINA LOVEA.
Wah, panjang banget ya cerita Shabrina? Sepertinya dia tertekan banget nih karena kehilangan sahabatnya. Dia memang sangat menyayangi sahabat-sahabatnya. Jadi, dia kalau curhat tentang sahabat, pasti panjang deh. Akibatnya … Tahu enggak apa? Tangan Shabrina pegel-pegel gara-gara kebanyakan nulis! Hihihi …!
Setelah itu, Shabrina kembali berangkat ke sekolah. Sekarang, dia memakai rok seragamnya yaitu rok putih dan baju batik hijau. Roknya seatas lutut, makanya dia memakai stocking putih untuk menutupinya. Rambutnya disanggul, dan memakai flat shoes putih. Hanya hari Senin saja yang memakai seragam di SMA-nya itu, dia kelas 1 SMA.
Pulang sekolah, peluh mengucur di pelipisnya. Shabrina segera berganti baju dengan kaus dan celana selutut dari kain. Rambutnya digulung, lalu masuk kamar warna pink-nya dan menyalakan AC dengan suhu 26 derajat. Tebak apa yang akan dilakukannya! Tidur? Salah! Dia menulis diary-nya!
Halo, Kitty. Aku akan kembali menceritakan pengalamanku di Amerika Latin, Kolombia. Kamu mau dengar kan, Kitty? Aku harap, iya.
Waktu itu, aku sedang naik pesawat dari Jerman menuju ke Amerika Latin (Kolombia). Kemudian, aku ternyata tertidur. Mama membangunkanku dan aku terbangun. Terus, aku pergi ke salah satu bandara di Amerika Latin yang aku lupa namanya.
Waktu aku pertama kali lihat apartemennya, tiba-tiba saja aku melihat seorang anak. Beda dengan kisah Villia, aku tidak bermaksud untuk mengajak anak itu seperti kisah Villia. Anak perempuan itulah yang bertanya. “Nama kamu siapa?” ternyata, dia bisa Bahasa Indonesia. Aku berpikir mungkin dia dari Indonesia. “Namaku Shabrina Lovea,” jawabku. “Kalau aku, namaku sih Hanifah Rizuki. Kalau di Jepang, namaku jadi Ueno Rizuki atau Rizuki-chan. Nama asliku Hanifah Rizky. Terus, aku ke Jepang. Tadinya namaku tetap Hanifah Rizky. Ternyata tidak disukai. Jadi aku pakai nama samaran Ueno Rizuki atau Rizuki-chan. Terus, di di Amerika Latin jadi Hanife Rizuki!” jelas anak itu panjang lebar. “Oh ya, nama panggilanku Shabrina,” ucapku. Anak itu mengangguk.
Rizuki ternyata sangat cerewet. Karena dia yang bercerita panjang lebar tentang apa yang pernah dialaminya, aku pun membalas. Seperti ini,
“Eh, kita ke mal atau ke tempat karaoke?” tanya Rizuki. “Kita ke karaoke aja! Ke mal males! Bosen! Jauh lagi! Kalau ke tempat karaoke kan asyik, ada AC-nya, bisa nyanyi pula! Kalo ke mal apa enaknya? Nggak enak kok! Ih, panas lagi! Huh, enggak dah kalo ke mal! Ke karaoke!” celotehku. Dan … Kamu tahu enggak Kitty???? SI HANIFA RIZKY itu lalu berkata,””Kamu cerewet banget!” tanpa rasa malu. Aku terkejut mendengarnya. “Selama ini kamu, yang cerewet!” ujarku seraya memasang wajah tak ramah, lalu pergi ke kamarku.
“Rizuki, kita ke tempat karaoke yuk!” ajakku. Tapi tebak dia bilang apa coba? “KAMU ANEH!” Karena kesal, aku pun berkata,”Dasar!” lalu kembali ke kamarku, dan mengunci kamar. Dari kaca jendela, kulihat Rizky (Aku berkata seperti itu ya sekarang) melongo. Dia kaget. “SHABRINA! MAU KEMANA SIH?” ujarnya keras. Tapi, aku yang keluar dari kamar lagi lalu memasang wajah yang sama sekali nggak ramah …
Dan sekarang aku bersahabat sama dia, tapi kan dia udah nggak bisa ketemu aku lagiJ!!!
OK, Kitty, udah dulu ya J!
SHABRINA LOVEA.
Setelah itu, Shabrina mengunci diary-nya dan memasukkan ke lemari pribadinya.Shabrina kemudian beristirahat untuk tidur. Tangannya pegel banget karena menghabiskan tiga halaman. Jelas pegel banget kan?
Setelah bangun, Shabrina mandi dan shalat ‘Ashar. Setelah itu, dia terduduk lemas. Memang, dia puasa. Jadi, menungu adzan ‘Maghrib terdengar. Tak lama, dia terlelap. Mama pun mengangkatnya ke kamar untuk tidur, masih bisa diangkat lho! Beratnya kan cuman 30, hihihi!!!
“Shabrina! Banguunn! Ada film Sabrina The Teenage Witch!” ujar Kak Amanda. Shabrina terkejut. “Oh iya! Ternyata sudah habis filmnya! “Yaaah!” keluh Shabrina. “Siapa suruh kamu ketiduran!” jawab Kak Amanda. Shabrina hanya tersenyum.
Kami
Mandiri!
H |
ALO! Namaku Bintang Armeira Putri. Aku punya kembaran. Namanya Kejora Almeira Putri. Nama kami mirip kan? Kami juga sangat mirip, dan sifat kami sama. Hihihi! Banyak orang yang tidak bisa membedakan kami lho, termasuk Mama dan Papa kami!!!
“Bintang, kok kayaknya tokonya Imel sepi banget ya?” tanya Kejora sembari melihat sekeliling toko teman kami, Imel. Imel adalah sahabat kami yang apling dekat. Nama tokonya adalah Imelialissana. Imel, Lia, Lissa, dan Ana! Ya, mereka empat bersaudara. Toko Imelialissana sangat laris. Itu adalah toko barang-barang yang menjual buku, mangkuk, garpu, cat, tas, koper, pensil, penghapus dll. Banyak banget deh! Sepatu dan baju juga ada lho! “Iya! Biasanya kan enggak sepi kayak begini!” sahutku. “Aku SMS Imel dulu deh!” ucapku, lalu menghambil handphone pink-ku, warna favoritku. Ya, aku memang feminin, hihihi. Buktinya rambutku dibiarkan panjang. Hehehe … Sama kayak Kejora. Aku mulai meng-SMS Imel.
Hei Imel ... toko kmu ko kykny spi bngt?
Dan setelah itu, aku mendapat balasan satu kalimat saja:
Ak kan liburan ke Jakarta.
Aku terkejut. Aku lupa! Imel itu liburan ke Jakarta! Kami itu kan tinggalnya di Bandung. Jadi rasanya kaget kan kalau ternyata Imel itu liburan. “Jor, Imel kan liburan!” ingatku. “Jangan panggil aku “Jor”, Tang!” ujar Kejora marah. “Jangan panggil aku “Tang”, Jor!” balasku. Kejora tertawa cekikikan.
“Mbak Jeng, tolong dipel ya! Kotor nih!” ujarku,”Aku bantu ya!” “Jangan Non, Non kan puasa!” ingat Mbak Ajeng. “Yaah!” Aku memelas. “Tidak!” jawab Mbak Ajeng. Aku pun mengangguk. Aku dan Kejora punya pengasuh masing-masing. “Bi Rah, tolong disapu ya!” ujar Kejora pada Bi Virah, pengasuhnya. Bi Virah mengangguk.
Aku terbangun pada saat jam 2 malam. Aku melihat dari jendela kamarku, Papa dan Mama mengobrol. Aku kemudian keluar. “Bintang! Kenapa kamu tidak tidur?” omel Papa. “Ada apa?” tanyaku. Mama terdiam sebentar kemudian berkata,”Papa dan Mama akan lembur kerja … selama sebulan. Jadi, kamu dan Kejora akan dititipkan di apartemen keluarga kita.” Keluargaku memang lumayan berkecukupan. Apartemennya ada di pantai. Tetapi kami tetap tidak boros kok! “Hah? Kenapa lembur kerja selama sebulan? Memangnya ada apa?” tanyaku lagi. “Dua teman Papa dan Mama keluar dari kantor,” jelas Mama. “Sedangkan, pekerjaan mereka masih banyak sekali. Jadi, Papa dan Mama harus menggantikannya.” Aku terdiam. Dititipkan di apartemen dengan adik kembarku Kejora?
Aku dan Kejora mengemasi barang-barang kami di dalam koper warna pink milik kami. Baju-baju pink, biru muda, oranye, dan ungu muda telah kami siapkan. Karena baju kami hanya warna itu, hihihi! Aku menyiapkan aksesori, parfum, alat-alat make-up, gaun, parfum, sepatu baru, buku-buku, pensil, dll. Koper kami sangat besar, jadi tetap muat.
Papa dan Mama sudah berangkat kerja. Jadi, aku dan Kejora diantar sopir kami, Pak Kardi dengan mobil Ferrari merah. Aku membawa boneka-boneka dan selimutku. Juga bantal, alat-alat mandi … Semuanya, deh!!!
Aku memesan khusus kamar warna pink ber-wallpaper pink dan juga kasur pink. Kami gratis lho, karena kan apartemen itu milik keluarga kami … Kami juga memesan khusus gratis pengering rambut, tonik, roll on, roll rambut, hair iron, wow!!! Alat-alat salon semuanya deh!!! Hihihi!!
Kejora memesan kamar biru tua, kasur biru tua, dan seprai biru tua. Tidak sepertiku yang serba pink, hihihi! Tapi .. ya, sama saja. Boneka-boneka kami tata. Pokoknya kami itu feminin banget, deh!!!
Pada malam hari, aku memakai piyama warna pink tentunya dengan gambar kelinci dan kupu-kupu putih. Aku mencuci mukaku, lalu mengunci kamar dan masuk ke tempat tidur. Kuambil selimut pink dan kunyalakan AC kamar dengan suhu 23. Untuk bangun sahur nanti, kusetel alarm dengan volume penuh yang akan berbunyi tepat jam empat pagi. Bukan hanya alarm lho, jam beker berbentuk stroberi warna merah juga kusiapkan dan volumenya penuh! Terus itu berbunyinya sangat kencang! Untuk alarm, khusus lagu Get Back Demi Lovato yang sangat bersemangat iramanya. Sedangkan satu jam kayak jam weker berbentuk bunga pink yang berbunyi lagu You Belong With Me-nya Taylor Swift, volumenya juga penuh, lho! Ada kelambu, tetapi tetap kupakai Soffell agar tidak banyak nyamuk. Rambutku disisir dan disanggul, aku sudah terbiasa begitu. Memeluk boneka.
Your on the phone with your girlfriend she’s upset … terdengar bunyi alarm You Belong With Me yang sangat kencang, belum lagi … “I won a get back!” dan … “KRIING! KRIIING!” itu membuatku terbangun. Dengan cepat, aku langsung mengambil makanan sahur dan minum. Setelah itu, aku mandi sekaligus wudhu karena adzan nyaris berkumandang. Oh ya, aku juga minum vitamin C yaitu ABC. Aku memilih kemeja merah kotak-kotak cokelat dan juga celana jeans yang tidak ketat tapi juga tidak longgar banget. Rambutku dibiarkan terurai dan memakai flat shoes pink-ku. Aku juga memakai bando dan parfum.
“Kejora!” pekikku. Kejora keluar. “Hei! Kukira kamu belum bangun!” ujarnya. “Enak saja!” balasku,”Eh kita jalan-jalan yuk.” “Oke,” ujar Kejora pelan. Aku kemudian berjalan meninggakan Kejora. “Hei, tunggu, Bintang!”
Seusai itu, aku duduk di kasur tepat kamarku. Besok, rencananya kami akan berenang. Soalnya, hari ini enggak terlalu cerah. Aku memutuskan untuk berlatih balet. Aku pun pergi ke ruang balet dan kupakai baju baletku yang berwarna pink.
Setelah berlatih balet, aku pun shalat ‘Dzuhur karena sudah adzan. Seusai adzan, aku pun terlelap di tempat tidur karena saking mengantuknya. Aku pun bermimpi …
“Bangun Bintang!” ujar seseorang. Bintang terkejut. “Siapa kamu?” tanyanya. “Perkenalkan, namaku Vira. Kamu sekarang terdampar di daerahku!” tetapi, tiba-tiba Vira menghilang dan muncullah kelinci. Ternyata, ada sebuah kertas yang bertuliskan:
Bintang, jaga dirimu baik-baik, ya. Jangan sampai kamu tertipu karena banyak sekali orang yang jahat pada kamu. Mereka iri pada kekayaan dan kecantikanmu, Bintang. Dan aku beri petunjuk, jangan sekali-kali kamu berburuk sangka pada orang-orang dekatmu termasuk seluruh anggota keluargamu karena itu hanya akan mendatangkan masalah.
Aku terkejut. “Ufffh, untung saja hanya mimpi!” ujarku, lalu ternyata sudah adzan ‘Ashar. Seusai shalat, rasanya lemas sekali. Akhirnya, aku pun terlelap kembali. Tetapi, kemudian aku kembali bermimpi aneh …
“Bintang, kenapa kamu tidak mempratekkan apa yang telah kuberikan? Bintang terkejut ternyata kelinci yang sepertinya Vira itu berbicara. “Memangnya apa yang telah kamu berikan?” tanya Bintang. “Jadi ternyata kamu tidak membaca pesanku ya?” ujar kelinci Vira. “Aku tidak suka diatur!” Byuur!” selesai Bintang berkata begitu, ada air yang menyiraminya …
Aku terkejut. Ternyata aku yang disiram air hanyalah khayalanku, jadi aku tidak disiram air. Karena itu, aku memutuskan untuk meng-SMS Mama untuk bertanya apa yang tentang mimpi tadi. Tetapi, rasanya tidak perlu. Mama kan, kerja. Jadi mungkin aku hanya akan mengacaukan konsentrasinya. Aku jadi hanya mengecek E-mail.
Halo, Bintang. Kmu ko gak ad d rmhmu sih? Ak kan pngn k rmhmu, ko cma ad sopir, Bi Virah (Bi Rah), sama Mbak Ajeng (Mbak Jeng) sama pelayan-pelayan laen, seh??
Aku terkejut melihat E-mail dari Layla. Jadinya, aku pun membalas E-mail Layla.
Untuk : Layla@go.mailthisisprincess.com
Halo Layla, maaf bgt y, ak it lgi d apato (apartemen) keluargaku ...
Setelah mengecek E-mail, aku mulai terlelap lagi. Rasanya, memang sangat lelah.
Aku bangun, shalat ‘Maghrib dan ‘Isya. Setelah itu, makan malam dan lumayan kenyang. Karena, ada sop ayam, juice stroberi, dan juga makanan penutupnya adalah burger. Setelah itu, aku menyikat gigi, dan mengganti baju dengan piyama putih. Lalu, aku kembali terlelap karena rasanya sangatlah mengantuk …
“KRIING! KRIING!” jam wekerku berbunyi. Aku yang terkejut langsung masuk ke kamar mandi. Seusai itu, aku memakai blus berwarna pink dan juga celana jeans biru tua. Rambutku dibiarkan terurai dan memakai jepit rambut berwarna pink berbentuk stroberi.
Ketika aku berjalan keluar kamar, terlihat Kejora sedang melepas jaket hitamnya. “Halo, Kejora!” sapaku. “Hai, Bintang!” jawab Kejora. “Jangan lepas jaket, Ra! Dingin kan?” ingatku. Kejora terkejut,”Iya juga ya, Bintang!”
Aku memakai baju renang warna pink gambar cherry. Lalu, aku dan Kejora menuju kolam renang yang tingginya hanya satu meter, hihihi!!! Banyak anak-anak lho, yang berenang disitu!!!
Setelah kami berenang, ya, aku belajar. Kemudian, aku kemudian mandi dan tidur … Lalu shalat, dan kembali tidur. Jadi, aku sangat capek. Dan aku tahu bahwa pesan di mimpiku itu tidak ada apa-apanya …
“Kami mandiri!” ujarku dan Kejora serempak. Kami tertawa-tawa, lalu memasuki mobil yang sudah menjemput kami.
Teenage
Story
B |
eberapa anak boleh maju ke depan. Ternyata, itu adalah gadis-gadis yang dapat diterima SMA Golden’s School untuk mengikuti permainan Teenage Story. Hanya ada tiga gadis yang lolos. Yaitu, yang berambut merah, cokelat, dan pirang kecokelatan.
Salah satunya adalah Sabrina White, seorang gadis Amerika Latin yang berambut pirang kecokelatan, dan kulitnya putih bersih. Bola matanya biru laut dan matanya bulat. Bulu matanya juga lentik. Sabrina cantik dan feminin, juga pintar dan cerdas. Bibirnya merah merona dan pipinya putih merona. Cantik!!
Bukan hanya Sabrina yang dapat lolos. Tetapi, juga ada Frida Lellia, gadis Meksiko yang berambut cokelat. Frida sedikit feminin. Kulitnya sawo matang, dan matanya sipit. Bulu matanya agak lentik.
Sedangkan, satu gadis lagi, Channai Hinana-chan, seorang gadis Jepang yang tomboi. Rambutnya merah tua, dipotong model bob. Kulitnya cukup gelap. Matanya sipit berwarna hijau. Bulu matanya panjang-panjang tetapi tidak lentik. Bibirnya merah tua, dan pipinya sama saja seperti kulitnya. Hinana memang lumayan tomboi.
“Selamat untuk Ms. White, Ms. Lellia, dan juga Miss Channai!” ujar Nyonya Queenita, Sang Kepala Sekolah. Sabrina dan Frida langsung tersenyum manis, tetapi Hinana tidak. Sepertinya dia tidak suka dibilang “Miss” karena menurutnya itu sebutan untuk anak putri (Dia kan anak putri maksudnya anak gadis gitu?).
“Sabrina! Nanti kamu pakai baju apa pada saat Teenage Story?” ujar Frida. “Nanti, jelas-jelas girly deh!” jawab Sabrina seraya memakai pita pink-nya. “Hihihi, aku juga! Eh, kamu tahu enggak itu apa rintangannya?” tanya Frida. “Aku tahu, salah satunya itu nyanyi lagunya salah satu artis terkenal, terus … Jalan diatas catwalk gitu lah, main film, di-make up, bikin gaya rambut, bikin akesoris dan juga dunia fashion, pokoknya banyak deh!” jawab Sabrina. “Hah? Kok Hinana bisa kepilih?” ujar Frida lagi. “Soalnya kan, yang dicari yang paling feminin, hihi aku, yang cukup feminin, kamu, dan … Yang paling tomboi lah!” jawab Sabrina. Frida tersenyum.
“Hei, Sabrina! Ada sleepover-nya lho!” seru Frida begitu melihat Sabrina. “Oh, ya. Aku tahu kok. Terus, ada juga ngasuh anak kecil gitu deh! Terus juga, menghadapi orang yang nyebelin selangit? Terus juga ada beladiri gitu lho, dan juga tes reporter, atau … Pokoknya seru!” ucap Sabrina. “Oh ya?” ujar Frida.
Jam lima pagi, Sabrina terkejut karena ngumpulnya jam enam. Jadi, dia buru-buru mandi. Seusai mandi, pakaian yang dipilihnya adalah blus pink dengan bordir-bordir dan juga mute-mute, juga rok selutut jeans dengan hiasan pita-pita pink. Rambut pirang sebahunya yang panjang dibiarkan terurai dan memakai bando, juga kalung dan gelang. Anting-anting pink berbentuk hati juga dipakainya. Sepatunya wedges dengan hak yang terbuat dari karet, haknya 4 cm. Juga memakai scarf dan bandana warna pink. Nanti kan, disana juga ganti pakaian dan sepatu kok!
Mobil Ferrari merah Sabrina menuju SMA tersebut. Frida terlihat sudah datang, dengan blus bewarna biru muda yang dihiasi pita pink dan biru, juga rok biru polos. Sepatunya sneakers dengan warna pink dan biru. Rambutnya yang cokelat sebahu diikat buntut kuda dan memakai jepit biru. “Hello, my best friend! Katanya mau pinky, kok jadi blues?” tanya Sabrina heran. “Ya … Habis nih, Tricia tuh lupa ngegosok satu stel baju pinky aku, jadinya pake blues!” jelas Frida. Ketika melihat Hinana, ternyata dia mengenakan rok pink dan blus pink! Dia juga memakai rambut palsu pirang kecokelatan yang keriting dan juga bandana! Sepatunya sih, sneakers pink. Tapi, wajahnya cemberut! Kayaknya, Hinana dipaksa deh pake baju pinky kayak begitu, makanya mukanya kusut banget, batin Sabrina. “Hinana!” sapa Sabrina dan Frida. Hinana pun jadi tidak cemberut lagi.
Ada anak-anak dari kelas lain, yaitu Vanessa salah satunya. Dia tomboi. Rambutnya sebahu dan pendek, juga memakai celana jeans sebatas lutut dan juga kaus biru lengan pendek. “Vanessa … jangan bercanda terus!” Nyonya Keshy menegurnya. Vanessa pun terdiam.
Saatnya salah satu rintangan! Sabrina yang paling duluan. Sekarang menyanyi, jadi sudah pakai kostum. Kostumnya adalah kaus merah, rok pensil polkadot merah, blazer selengan merah, dan stocking merah. Rambutnya diikat buntut kuda, dan juga memakai flat shoes berhak 4 cm. “Halo Semuanya! Namaku Sabrina White. Aku akan menyanyikan lagu Bruno Mars yaitu Grenade, lalu This is Me oleh Demi Lovato, The Climb oleh Miley Cyrus, dan You Belong With Me oleh Taylor Swift, juga Back To December Taylor Swift, dan Mine oleh Taylor Swift!” ujar Sabrina. Dia mulai bernyanyi. Setelah itu, Frida, Vanessa, dan kemudian Hinana. Lalu peserta yang lain.
Sekarang, adalah giliran mengasuh anak kecil. Sabrina ternyata mendapat anak kecil yang agak nakal, yaitu Amanda (Baca: Emenda). Sedangkan Vanessa, mendapat anak kecil yang ternyata namanya sama dengannya, yaitu Vanessa. Frida mendapat anak kecil bernama Miley yang penurut, sedangkan Hinana mendapat anak kecil yang lebih nakal dari Amanda, namanya Shessie.
“Amanda, sekarang kamu harus mandi!” kata Sabrina. “Enggak!” jawab Amanda. Sabrina lalu menggendong Amanda ke kamar mandi. Oh ya, sekarang kostumnya adalah blus pink dan celana legging sebatas lutut berwarna biru. Rambut dibiarkan terurai dan memakai scarf pink dan bandana biru. Sepatunya flat shoes pink biru yang berhak 3 cm.
Sabrina lalu memandikan Amanda, dan memakaikannya baju yaitu terusan selutut berwarna biru dengan lengan pendek yang sedikit menggembung. Rambut Amanda disisirnya lalu diikat buntut kuda, seperti rambutnya sendiri. “Sekarang, makan!” perintah Sabrina. Amanda menggeleng. Akhirnya, Sabrina kembali menggendong Amanda yang berumur 5 tahun itu ke ruang makan dan menyuapinya sandwich.
“Sekarang belajar!” kata Sabrina pada Amanda yang asyik bermain memberantak kamar Amanda sendiri yang berada di aula (Kan, di aula yang luas banget). “Bereskan dulu,” ujar Sabrina. Amanda tidak mau. “Oke, aku keluar!” ancam Sabrina lalu keluar. “AAA!” Amanda berteriak. Sabrina lalu masuk dan melihat Amanda sedang membereskan.
Amanda belajar tentang semua pelajaran. Lalu, setelah itu, Sabrina mengajak Amanda tidur,”Amanda, ayo tidur!” ajaknya. Amanda menggeleng lagi. “Baiklah!” Sekali lagi, gadis itu pun menggendong Amanda kearah kamarnya dan membunyikan kotak musik lalu tidur.
“Miley, ayo mandi yuk!” ajak Frida. Miley menurut. Dia mandi sendiri, dan juga memakai baju sendiri. Mengikat rambut pun sendiri. “Pintar!” puji Frida. Miley hanya tersenyum. “Sekarang, ayo makan!” ajak Frida lagi. “Ayo, Kak!” Miley mengikuti Frida yang menuju ruang makan. Dia pun makan sandwich tanpa disuapi.
“Ayo, belajar,” ujar Frida. Miley pun menurut lagi. Dia belajar. “Tidur siang!” perintah Frida. Miley pun tidur siang. Wah, aku sangat beruntung ternyata, ya! Miley itu menurut banget, enggak kayak anak-anak lain, pikir Frida.
Vanessa mengajak Vanessa kecil untuk mandi. Vanessa kecil pun mengangguk. Vanessa pun memandikan Vanessa kecil yang umurnya masih tiga tahun itu. Setelah itu, Vanessa memakaikan baju pada Vanessa kecil yaitu kaus biru dan celana selutut, rambutnya dibiarkan terurai. Lalu, Vanessa menyuapi Vanessa kecil sandwich.
“Ayo, tidur!” Vanessa kecil pun terlelap. Aduhhh, bisa-bisanya aku dapet anak yang namanya sama kayak aku, hihihi si Vanessa! Hihihi! batin Vanessa seraya menyelimuti Vanessa kecil yang sudah terlelap.
Shassie, berumur delapan tahun, hampir sembilan, paling besar diantara teman-temannya. Tetapi, Shassie yang paling bandel. Mana sudah tidak bisa digendong lagi! Kasihan Hinana, ya! Dia jadi harus memandikan Shassie, padahal kan Shassie sudah besar!
“Shassie, ayo, mandi!” ujar Hinana pada Shassie. Shassie diam saja. Aduh, mana aku enggak bisa ngegendong dia lagi, pikir Hinana. “Ayo, Shassie!” ujar Hinana lagi. Shassie tetap diam. “SHASSIE! CEPAT!” teriak Hinana. Shassie tetap diam. Akhirnya dengan terpaksa Hinana mendorong Shassie hingga terjatuh. Sayang, itu dilihat Vanessa! Vanessa pun segera melaporkan kepada Nyonya Villia.
Setelah mendengar pengakuan Hinana, akhirnya laporan Vanessa tak diterima. Vanessa juga meminta maaf kepada Hinana karena tidak bertanya dulu kepada Hinana apa yang sebenarnya terjadi.
Akhirnya, dengan segala kekuatannya, Hinana pun menggendong Shassie ke kamar mandi dan dengan terpaksa memandikannya. Kan udah besar? Dasar!!! Setelah itu, Shassie dengan SANGAT TERPAKSA memakai baju sendiri.
“Ayo, makan!” perintah Hinana. Namun, Shassie hanya diam. “Ayo, makan!” seru Hinana. Tetapi, Shassie tetap diam. “AAAYYYOOOO MMMAAAKKKAAANNNN SSSHAAASSSIIIIEEEE!” jerit Hinana tak tahan. Akhirnya, dia menyuapi Shassie.
“Belajar,” kata Hinana. Shassie tidak mau belajar. “Pantesan enggak dapet ranking,” ledek Hinana. Shassie tetap tidak mau belajar. Akhirnya pun, Shassie mau belajar. Aduh, aku enggak tahan banget sama Si Shassie Nyebelin ini, batin Hinana.
Hinana membunyikan kotak musik karena sudah mendapat saran dari Sabrina. Setelah itu, tugas Hinana pun selesai juga. Ya, ternyata mengasuh anak kecil itu susah juga. Aku kapok banget nih ngasuh anak kecil, udah kapok, gumam Hinana dalam hati.
Sekarang, saatnya main film. Sabrina memerankan tokoh yang tersusah, yaitu Same (Baca: Sem) yang baik, dan tidakbisa menari balet. Same juga cacat ceritanya di film itu, yaitu film Same the Teenager Girls. Same adalah tokoh utama dalam film itu. Disorot beneran lho!
Hinana memerankan tokoh yang jahat, yaitu Elissa. Elissa yang sangat suka meledek Same karena pincangnya itu. Hinana sebenarnya tak tega melakukan hal tersebut kepada Sabrina, karena Sabrina adalah gadis yang sangat senang menghiburnya jika dia sedang sedih. Tapi, ya … Dia tidak bisa berkutik apa-apa lagi.
Tetapi, nanti ending ceritanya, tahu enggak? Wah,cacatnya Same bisa sembuh lho!!! Jadi, dia bisa menjadi balerina karena hobinya adalah menari balet. Hihihi! Ya dong, kan, Practice Makes Perfect!!!
Kostum Sabrina sekarang adalah blus berwarna pink, scarf pink, rok jeans dengan pita biru, dan juga bandana pink. Rambutnya dibiarkan terurai, dan memakai stocking pink dan flat shoes pink.
Sabrina yang bisa menari balet, kini memakai blus pink, rok pendek hitam, dan juga stocking pink serta sepatu balet pink. Gerakannya bagus sekali, pintar! Elissa kini bersahabat dengan Sabrina, juga Frida yang memerankan Olive dan Vanessa yang memerankan Rovila.
Film Same the Teenager Girls, ternyata sukses besar. Sekali lagi, semuanya lulus di Teenage Story! “Kita jadi artis deh, terkenal!” ujar Frida. “Iya, senangnya!” sahut Sabrina seraya menyisir rambut pirangnya.
Sekarang, mereka akan membuat gaya rambut yang baru. Gaya rambutnya yang harus bagus, keren, pokoknya … Gitu deh! Nah, nanti mereka mendapat kertas masing-masing. Misalnya, jika disitu adalah tulisannya: Tomboi, itu berarti kita harus memotong rambut kita dengan gaya yang tomboi.
Frida diberikan suatu kertas. Isinya:
Tomboi.
Frida dengan sangat terpaksa kemudian memotong shaggy rambutnya, dan mengecat rambutnya untuk sementara dengan warna hitam.
Giliran Sabrina. Dia diberikan kertas.
Girly and casual.
Setelah itu … Ternyata Vanessa mendapat kertas: Girly, dan … Hinana, dia mendapat kertas: casual. Hinana menghela napas lega.
Sabrina menata rambutnya yang pirang kecokelatan, lalu diberi cat cokelat keemasan. Rambutnya yang panjang itu kemudian dikeriting dan memakai hair spray. Dia juga memakai jepit rambut berwarna pink.
Vanessa memakai rambut palsu panjang, lalu diberi cat pirang keemasan, dikeriting, danmemakai hairspray di rambut palsunya, hihihi! lalu memakai bando pink, sedangkan Hinana tinggal menambahkan satu jepit rambut saja warna biru.
Sekarang, dunia fashion yang sama seperti tadi, tetapi kini semuanya mendapat girly. Sabrina memotong rok gaun selutut yang menggembung, lalu dijadikannya rok. Sedangkan, atasan di gaun yang lengannya pendek dan menggembung dipotong dan dijadikannya blus. Atasannya dicat lagi oleh Sabrina, yang tadinya biru menjadi pink, sedangkan roknya yang tadi biru jadi hitam. Lalu, celana dibuat stocking pink oleh Sabrina. Rambutnya tetap gaya yang tadi, kan … Sepatunya sih, wedges dengan hak 4 cm yang dari karet warna pink dan biru.
Hinana sekarang dengan terpaksa memotong gamis dari Indonesia warna pink , tetapi roknya tidak menggembung. Atsannya juga pink. Jadi, deh! Rambutnya gaya seperti yang tadi. Sepatunya juga awalnya tadi.
Vanessa juga dengan terpaksa memotong lengan blus kakaknya yang terlalu panjang warna pink, dan dia pakai. Rambutnya tetap seperti yang tadi, dan juga memakai gamis kakaknya yang sudah dipotong menjadi rok yang tidak menggembung. Sepatunya juga awal tadi.
Frida mengenakan blus biru dan juga rok biru. Rambutnya tetap seperti tadi. Tetapi … Ups, sepertinya, Frida lupa. Harusnya kreatif seperti yang lain. Itu langsung baju-baju saja. Akhirnya, Frida pun pulang karena game over di Teenage Story.
Ternyata yang nilainya paling bagus adalah Sabrina dan Hinana. Vanessa walaupun nilainya tak sebagus mereka, tetapi dia tetap bisa mengikuti Teenage Story karena dia kreatif, memakai baju-baju bekas.
Sekarang, mereka akan berjalan diatas catwalk dan harus anggun. Susah kan? Terutama, untuk Hinana dan Vanessa. Untuk Sabrina sih, biasa saja kan, karena Sabrina kan feminin … Iya kan???
Gaun disiapkan dari sekolah. Giliran Sabrina duluan. Dia memakai gaun berwarna pink panjang yang menggembung, korset, kain yang berlapis, yang dihiasi dengan manik-manik. Sebelumnya, di-make up dengan blush-on (semuanya pink lho), lip gloss pink, lipstick pink, bedak, mascara, dan eye shadow. Semuanya juga nanti akan di-make up, kok.
Sabrina sepertinya sukses. Giliran Vanessa. Gaunnya kini biru, tetapi modelnya sama dengan Sabrina. Make up-nya juga sama. Sepatu mereka sama dengan awalnya, rambut mereka juga. Vanessa juga sukses.
Sekarang, Hinana. Dia sekarang menggunakan gaun hijau dengan model yang sama dengan Sabrina dan Vanessa. Dia sih, juga di make up, tetapi tipis dan tidak banyak (Semuanya juga, kok).
Setelah itu, Hinana juga sukses. Setelah itu, mereka menuju tempat yang lain, yaitu … Tes reporter! Sekarang, Vanessa duluan. Kostumnya adalah, kaus putih, rompi biru, scarf biru, dan juga bandana biru. Sepatunya flat shoes biru.
Oh ya, tidak ada teksnya. Tapi, karena sudah tahu tentang itu, mereka semua membawa teks masing-masing tentang berita-berita apa. Dan sekarang adalah Hinana duluan … Oh ya, ini semua khayalan dan jangan percaya!!
“Olahraga basket di Indonesia berlangsung sukses dengan menangnya tim Lovania. Olahraga bulutangkis di kota New York tidak seperti dugaan siapa yang akan menang, tim Chelsea kalah dan tim Lawrence menang. Lomba renang khusus anak-anak di Jakarta, ternyata berakhir dengan kemenangan Putri Bilqis!” ujar Hinana. Kemudian, Hinana diberi tepuk tangan.
Vanessa!
Berita olahraga juga.
“Olahraga baseball di New York ternyata berakhir dengan kemenangan Mona Lawrence! Sedangkan olahraga sepakbola di Indonesia berakhir dengan kemenangan Laila Putri Virania sebagai juara satu, Rachel sebagai juara dua, dan juga Putri sebagai juara tiga!” kata Vanessa.
Sabrina, dia …
“Kesuksesan konser Cassidy Samantha di gedung Malve ternyata tidak berlangsung lama, saat Cassidy Samantha bergegas untuk kembali bernyanyi, dia tersambar petir entah kenapa dan kemudian tewas. Peperangan di Afghanistan ternyata diakhiri dengan kemenangan Afghanistan, dengan seribu delapan ratus milyar orang tewas. Penyanyi Marissa Kalyca ternyata meminum narkoba dan itu membuat orangtuanya miskin” ucap Sabrina. Tepuk tangan bergemuruh.
“Ya, karena ada dua berita olahraga, maka yang pergi adalah … HINANA!” seru Nyonya Villia. Sabrina melihat wajah Hinana berseri-seri. Lho? Ya iyalah, Hinana kan tidak suka Teenage Story!
“Sekarang adalah yang terakhir,” ujar Nyonya Keshy. “Kita akan membuat kalung dan gelang.” Sabrina tersenyum,”Itu merupakan kesukaanku!” Vanessa bergidik,”Idih!” “Ssst …” ujar Nyonya Villia,”Diam.”
Sabrina mengambil tali senar berwarna pink, dengan manik-manik yang banyak sekali. Ada yang berbentuk bintang berwarna kuning keemasan, kerang berwarna silver, anggur berwarna hijau dan ungu, hati berwarna pink, bunga warna oranye, dan juga pita warna magenta. Sedangkan Vanessa, mengambil tali senar berwarna hijau zamrud, dengan manik-manik: Bulat berwarna hijau zamrud seperti talinya, bintang berwarna kuning, bulan kuning, ikan berwarna biru, dan juga matahari berwarna oranye. Setelah itu, mereka mulai menyusun manik-manik.
Saatnya pengumuman Teenage Story! “Pemenangnya adalah …” Vanessa dan Sabrina sama-sama deg-degan. “SABRINA WHITE DAN VANESSA LINQIE!” ujar Nyonya Villia dan Nyonya Keshy, dan tentu saja Nyonya Queenita!!! Frida dan Hinana yang kalah, ternyata sudah kembali untuk menonton kedua sahabat mereka yang memenangkan Teenage Story.
Ocha dan Acha
O |
cha dan Acha adalah sepasang anak kembar yang sangat mirip. Mereka sama-sama anak blasteran. Rambut mereka panjang sebahu, berwarna hitam berkilau. Kulit mereka putih bersih, mata mereka bulat berwarna biru bak samudra (Biru laut). Pipi mereka putih merona, dan bibir mereka merah merona. Bulu mata mereka juga sangat lentik. Mirip sekali!
Nama lengkap Acha (Baca: Aka) adalah Marissa Nachana Laila, sedangkan nama lengkap Ocha (Baca: Oka) adalah Marissy Nochana Putri. Sengaja dibuat berbeda, agar orang tahu mana Ocha dan mana Acha. Soalnya, pernah kejadian Mama yang memiliki saudara kembar yaitu Tante Nana. Nama Mama dan Tante Nana sama-sama “Nana” memang, jadi sepertinya agak aneh. Nama lengkap beliau juga sama, yaitu Anna Sabrina Putri. Jadi, sejak kejadian itu Mama memutuskan jangan memberi nama anak yang bersaudara sama persis atau mirip dengan saudaranya yang lain. Apalagi jika saudara kembar, orang akan susah membedakan mereka.
Ocha dan Acha bersekolah di SMP Bareva Bilqis. SMP itu mempunyai peraturan yang ketat. Jika ada murid yang terlambat, maka gerbang sekolah akan ditutup dan pastinya murid itu akan dihukum di luar gerbang sekolah.
“Achaaa! Bangun!” pekik Ocha. Kesabarannya sudah hilang. Sejak jam lima pagi tadi, dia membangunkan Acha. Memang, selesai sahur, dia dan Acha tidur lagi. Nah, ketika Ocha sudah bangun, ternyata Acha belum bangun. Mereka bisa telat! Acha pun bangun.
Setelah mandi bergantian, mereka mengenakan seragam mereka yaitu baju putih dengan rompi ungu dan juga rok sebatas lutut berwarna ungu kotak-kotak putih. Rambut mereka sama-sama diikat buntut kuda, dan juga memakai flat shoes berwarna putih. Tas selempang warna pink dan ungu muda mereka kenakan. Juga memakai parfum dan kaus kaki. Mereka membawa mukena agar nanti mudah shalat di sekolah.
Sayang, ketika Ocha dan Acha sudah turun dari mobil, ternyata … Pintu gerbang sekolah ditutup! Ocha dan Acha panik bukan kepalang. “Uuuh! Kamu sih! Akhirnya kita jadi telat kan!” Acha menyalahkan Ocha. “Idiiih, kan kamu yang bangun telat makanya aku jadi telat juga!” balas Ocha. Kemudian, Ocha dan Acha melihat Pak Maulana, guru yang paling galak di sekolah menutup pintu gerbang. “Kalian dihukum!” ujar beliau,”Menyapu daun-daun yang berserakan!” Ocha meringis. Duh, item deh kulitku, batin Ocha. Dia yang ingat ada sun block di tasnya, karena kemarin dia habis ke pantai, langsung memakai sun block itu, juga sun cream karena khawatir wajahnya juga akan menjadi hitam juga. “Woi!!! Bagi dong sun block & sun cream-nya!” pinta Acha. Ocha membagi sun block dan sun cream-nya,”Eh, kan kamu punya!” balas Ocha kepada Acha yang meringis dan memasang wajah: Cepet dong!” “Udah kukeluarin!” jawab Acha. Akhirnya, Ocha pun membagi sun block dan sun cream-nya.
Seusai menyapu daun-daun yang gugur, tiba-tiba saja bel pulang berdentang. Sebelum di’cegat’ lagi, mereka langsung kabur ke mobil Ferrari merah yang telah menjemput mereka. “Cepat, Pak Kardiiii!” gerutu Ocha dan Acha. Pak Kardi pun menyetir mobil dengan cukup kencang. Tetapi … “Aaa!” terdengar suara pekikan dua orang gadis cilik. Ternyata, Pak Kardi menabrak sebuah bus dan kini mereka mengalami kecelakaan.
Mama aneh melihat mereka tidak pulang-pulang juga. Dengan mobil Innova milik Mama, Mama menjemput kedua putri tersayangnya yang kembar. Begitu kagetnya beliau begitu melihat mobil itu kecelakaan.
Mama membawa kedua putri kembarnya. Pak Kardi sudah dibawa duluan oleh orang-orang. Apa yang terjadi sehingga Pak Kardi membuat Ocha dan Acha menjadi kecelakaan begini? Salah siapa ini? Bagaimana pun, setelah sembuh nanti Pak Kardi harus dihukum, pikir Mama.
Dokter Putri keluar. “Bagaimana, Dok?” tanya Mama khawatir. “Acha baik-baik saja, dia hanya luka ringan. Tetapi Ocha perlu dioperasi,” jelas Dokter Putri. Mama kaget. Beliau segera memberikan SMS kepada Papa yang sedang bekerja.
Ass, Pa ... Pak Kardi m’buat Ocha dan Acha jdi k’clakaan. Acha cuma luka ringan, tpi Ocha perlu dioperasi. Cpt plng Pa, ke rumah sakit Wijayanti Bunda ya...
Setengah jam setelah Mama meng-SMS Papa, Papa pun datang ke depan kamar mereka, tempat Mama duduk. “Ya, bayar saja administrasinya, Aina … Oh ya, administrasinya berapa Dok?” ujar Papa. “Seratus juta,” jawab Dokter Putri. “Tidak keberatan,” ucap Mama pelan. Beliau segera menuju tempat administrasi, menyerahkan uang sejumlah seratus juta rupiah. “Terima kasih,” ucap Suster.
Acha yang sudah sembuh bergumam dalam hati, Seandainya jika aku yang dapat menentukan memecat Pak Kardi atau tidak, pasti aku akan memecatnya sekarang juga. Aku tidak ingin bahwa saudara kembarku disakiti orang lain. Ocha, ya. Ocha adalah kakak kembarku. Ya Allah, berikanlah kesembuhan untuk Ocha, ya Allah … Amin ya’rabbal alamin …”
Setelah itu, Acha menangis. Dokter Putri keluar,”Operasinya telah berhasil.” Acha bersorak gembira dalam hati.
“Anda dipecat !” ujar Papa kepada Pak Kardi. “Betul, Anda telah membuat anak-anak kami celaka!” sambung Mama. “Begini, Tuan, akan saya jelaskan,” ujar Pak Kardi. “Jadi, waktu itu Nona Acha dan Nona Ocha menyuruh saya untuk cepat,” jelas Pak Kardi. Tiba-tiba saja, Ocha dan Acha datang. “Maksudnya itu bukan terlalu cepat! Tetapi cepat menjalankan mobilnya, lagian Pak Kardi diam saja!” sahut mereka. “Anda tetap akan kami pecat!” ujar Papa dan Mama.
“Ocha,” bisik Acha begitu melihat Ocha di warung dekat sekolahnya. Dia tampak membeli buku catatan kecil dan juga pensil. Katanya, dia tidak menyukai warung disitu. Kok, beli buku catatan kecil dan pensilnya disitu, ya?, batin Acha penasaran. “Ocha!” serunya. Ocha menoleh. “Katanya, kamu enggak suka warung disini? Kok, beli buku catatan kecil sama pensil disini?” tanya Acha memberanikan diri. Bu Ita pemilik warung itu langsung menatap Acha dengan tajam. “Oh, maaf, Bu …” Acha menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Ocha, sebentar lagi ada lomba,” bisik Acha. “Iya!!! Mudah-mudahan kita bisa menang yaaa!” ujar Ocha seraya merapikan rambutnya yang berantakan. Acha tersenyum.
Ocha sangat merindukan Tante Keysha. Tante Keysha adalah kakak Mama yang selalu mendamaikan Mama dan Tante Nana jika sedang bertengkar waktu kecil. Ocha mengetahui itu karena diceritakan oleh Mama. Pokoknya, dari ketiga kakaknya, Tante Keysha itu yang paling baik deh!!!
Seseorang membuka pintu kamar Ocha. Tante Keysha, tebak Ocha dalam hati. Tanpa disangka, betul!!! “TANTE KEYSHA!” pekik Ocha. Gadis cantik yang feminin itu segera memeluk bibi yang sangat disayanginya. “Ocha, kenapa kamu tidak keluar waktu Tante dan Tante Nana memencet bel?” ujar Tante Keysha merasa aneh. “Aku tidak tahu itu Tante,” jawab Ocha. “Bukankah setiap ada tamu harus dibukakan pintunya?” kata Tante Keysha sembari tersenyum. “Iya sih …” Ocha menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Tante Nana dan Tante Keysha akan menginap disini selama satu bulan, karena rumah Tante Nana dan rumah Tante Keysha sedang direnovasi,” jelas Mama. “Oh ya?” Ocha dan Acha bersorak senang.
“Nana!” ujar Mama seraya memeluk saudara kembarnya yang sudah lama tak dijumpainya. “Nana!” seru Tante Nana sembari memeluk Mama. Ocha dan Acha yang melihat kejadian itu, tertawa terbahak-bahak. Hihihi, Mama dan Tante Nana ternyata memiliki nama yang sama, meskipun aku sudah tahu sejak dulu, batin Ocha. Seperti tahu pikiran Ocha, Acha berkata,”Ya!”
—0—
Bulan Juli kini sudah berlalu. Bulan Agustus kini datang sebagai penggantinya. Ocha, Mama, dan Acha menangis sedih. Papa tak bisa ikut mengantarkan Tante Nana dan Tante Keysha ke Bandara Soekarno Hatta, karena Papa kerja. Diantarkannya memang siang-siang. Tante Nana dan Tante Keysha kini harus kembali lagi ke Surabaya.
Ocha dan Acha membuka hadiah perpisahan dari Tante Nana dan Tante Keysha. Tante Nana dan Tante Keysha juga diberikan hadiah yaitu sebuah album foto yang berisi foto-foto kegiatan mereka saat Tante Nana dan Tante Keysha masih berada di Bandung.
Ketika dibuka … Mereka ternyata mendapat hadiah yang berbeda! Acha mendapat benda kesukaannya, yaitu buku sedangkan Ocha mendapatkan barang favoritnya, yaitu jam tangan warna pink dan satu stel pakaian yang serba pink. Oh ya, Acha juga mendapat baju tapi warnanya serbabiru.
“Kita ikut lomba apa?” tanya Ocha seraya melihat daftaran lomba-lomba yang dibagikan sekolah. “Ngngng … Basket!” usul Acha. “Jangan ah, kamu saja! Aku sih, mau ikut lomba menyanyi saja deh!” ucap Ocha seraya menandatangani lomba menyanyi. Acha menandatangani lomba basket. Mereka sudah memberitahukannya kepada Mama dan Papa dan lomba itu gratis.
Setelah itu, mereka memutuskan untuk mengikuti tiga lomba. Ocha mengikuti lomba menyanyi, balet, dan juga acting (Kostum disiapkan sekolah), sedangkan Acha memilih lomba basket, bulutangkis, dan juga sepakbola. Olahraga semua, bayangkan!!!
Pagi itu, Ocha mengenakan kostum yang sudah disiapkan sekolah, yaitu blus pink lengan panjang dan juga celana biru sebatas lutut. Dia memakai bandana dan scarf biru putih polkadot, rambutnya diikat ekor kuda. Sepatunya wedges berhak 4 cm warna pink biru yang haknya terbuat dari karet.
Ternyata lomba basket dulu. Acha memakai seragam basketnya. Dia masuk tim Blove yang melawan tim Novia. Acha mulai beraksi. Dia men-shoot bola (dia kapten) dan ternyata berhasil!!! Pendukung tim Blove bersorak, termasuk Ocha yang membeli VVIP (Hihihi) dan mendukung tim Blove, terutama Acha. “TIM BLOVE, TIM BLOVE, TIM BLOVE!!!!” Para pendukung tim Blove semakin bersemangat untuk mendukung tim kesayangan mereka. Sedangkan pendukung tim Novia menghela napas panjang. Namun, tiba-tiba saja Chelsea dari tim Novia men-shoot bola dan … akhirnya kena juga. Skor seri, 1-1. “TIM BLOVE!” pekik semua pendukung tim Blove tanpa terkecuali. Akhirnya, Acha dapat kembali men-shoot bola sebanyak dua kali dan sekarang skor 3-1.
Ternyata, tim Novia tidak mau kalah. Tim Novia langsung men-shoot bola sebanyak lima kali. Tim Blove tidak mau kalah lagi. Banyak sekali yang men-shoot bola, jadi sepuluh kali. Tim Novia mau men-shoot, tapi … PRIIT!” Peluit ditiup tanda usainya pertandingan. Karena waktunya hanya satu jam, dan sekarang sudah satu jam.
Ocha senang sekali melihat itu. Ocha langsung berlari dan memeluk Acha. Sekarang, giliran lomba menyanyi!!! “Nomor 1, Marissy Nochana Putri!” panggil MC. Ocha deg-degan. Tetapi, dia melihat Acha yang memberikan ibu jempolnya. Acha men-support-nya, jadi dia yakin dia bisa. “Halo Teman-Teman! Pasti kalian sudah mengenalku, ya. Oke, sekarang biar lebih jelas lagi, aku akan kembali memperkenalkan diri! Namaku Marissy Nochana Putri! Panggil saja Ocha! Oke, sekarang aku akan menyanyikan lagu yang berjudul Grenade oleh Bruno Mars dan The Climb oleh Miley Cyrus. Sekarang aku akan menyanyikan lagu Grenade dulu, baru The Climb.” Ocha kemudian bernyanyi Grenade dengan penuh semangat, kemudian The Climb. Dia ternyata memiliki kemampuan untuk mengubah suaranya seperti artis-artis terkenal!!!
Waktunya lomba bulutangkis. Acha dengan cepat melesat menuju lapangan bulutangkis. Timnya sekarang adalah tim Veronica, yang melawan tim Havena. Dengan cepat, Ocha kembali men-support saudara kembarnya yang sangat ia sayangi itu.
Pertandingan dimulai. Koknya yang memegang ternyata dipegang tim Havena duluan. Acha dan teman-temannya bersiap untuk menerima ‘serangan’ dari tim Havena itu. “PLOK!” Milla yang menangkis, bukan Acha. Tetapi, itu tetap kabar baik! Ketika tim Havena kembali “menyerang”, Ocha langsung memekik,”Tangkis, Acha!” Acha menangkis dengan baik.
Lomba usai. Tim Veronica kalah. “Tidak apa-apa, Cha. Yang jelas, kamu sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik, kan?” ucap Ocha. Acha menoleh. “Ya. Terima kasih, Cha!”
Waktunya lomba acting. Kostum Ocha kini adalah kaus merah, blazer selengan merah, rok pensil polkadot merah, dan juga stocking warna merah. Sepatunya adalah flat shoes berwarna pink dan merah.
Sekarang ternyata, mereka harus memainkan tokoh-tokoh yang berada di film Sabrina The Teenage Witch. Maksudnya, semuanya itu berperan menjadi Sabrina. Tetapi, nanti akan dicari siapa yang paling bagus memerankan tokoh Sabrina, maka baru bisa menang.
“Marissy Nochana Putri!” Ocha kemudian memerankan tokoh Sabrina duluan. Pada salah satu yang dilakukan tokoh Sabrina pada salah satu episode film Sabrina The Teenage Witch … Oh ya, ada tokoh pembantunya. Lilla dan Kiara adalah teman satu tim Ocha. Lilla menjadi Libby dan Kiara menjadi Valerie (Ini berkelompok, episode-nya tidak boleh sama).
“Valerie redakturnya!” ujar Ocha. “Salah. Aku redakturnya,” jawab Lilla. Kemudian, Lilla pergi … Dan giliran Kiara sekarang. “Kenapa Libby bilang dia redakturnya?” tanya Ocha pada Kiara. “Yah … Aku membiarkan dia …”
Setelah lomba acting, tibalah lomba sepakbola!!! Tim Acha sekarang adalah tim Diamond, yang melawan tim Kiren. “Priit!” pertandingan dimulai. Tim Kiren sudah memasukkan bola. Dan … Akhirnya skor Tim Diamond lebih sedikit. 0-1. Akhirnya, Acha mulai beraksi. Dia memasukkan bola dan … Berhasil!! Skor seri. 1-1.
Waktu terus berjalan. “WAH!!!! TIM ACHA MENANG!!!” Ocha berteriak senang, sedangkan Acha bersorak-sorak seraya melompat-lompat. “Keren, Acha!” puji Ocha. “Pertandinganmu sudah selesai sekarang.”
Sekarang, tibalah lomba balet. Ocha mengenakan baju balet warna pink, dan juga sepatu balet pink. Sedangkan rambutnya dikonde dengan tusuk konde warna silver. Dia hanya bersiap dulu. “Varissa Melly!” ujar MC. Rissa maju dan mulai menari balet. Setelah itu, dia diberi tepuk tangan. Tarian baletnya cukup bagus.
“Nomor dua … Marissy Nochana Putri!” seru MC. Ocha menuju panggung. Dia mulai menari balet dan gerakannya sangat bagus. Kakinya kaku gitu lho! Kan dia sudah tinggi … Setelah dia selesai, semua orang bertepuk tangan. Acha yang tepuk tangannya paling banyak dan kuat.
Sambil menunggu lomba-lomba lain, Ocha dan Acha membaca buku di perpustakaan sekolah yang letaknya tidak jauh dari aula. Jadi, jika ada pengumuman dan mereka menang, mereka tidak sulit untuk dipanggil karena mereka pasti mendengar.
Saatnya pengumuman! Ocha dan Acha langsung keluar dari tempat perpustakaan. Disana, saat pengumuman lomba acting! “Juara ketiga adalah tim Rissani Liona, Putri Lahfina Bilqis, dan juga Lissa Allina!” ujar Juri. Tim Liona, Fina dan Lisa pun maju. “Juara kedua diraih oleh tim, Dewi Reyna Kenanga Laila, Arinna Livva Kharisya Sita dan Laila Putri!” ujar Juri lagi. Tim Laila, Risya, dan Putri pun maju. “Juara pertama jatuh ke tangan …” Semua deg-degan. “TIM MARISSY NOCHANA PUTRI, KIARA KHALIFAH LAISYA RINNA, DAN ALILLA NAVIA NABILA!” pekik Juri. Ocha, Kiara, dan Lilla maju. Acha berteriak senang. “Untuk lomba-lomba olahraga, pemenangnya sudah diketahui. Semua peserta lomba olahraga yang menang, silakan maju!!!” Acha, tim Blove, Tim Diamond (Semuanya Acha ya??), dan tim Havena pun maju. Mereka menerima piala (Tapi, Ocha juga dapat piala dan uang sebanyak sebelas juta rupiah dan juga hadiah lain yang belum dibuka, Acha juga).
“Untuk juara lomba balet! Juara ketiga adalah Alisha Al-Huda Cahyani!” kata Juri. “Juara kedua adalah … Michella Avenia, dan juara pertama diraih oleh Syafina Latisya!” ucap Juri Ocha ingin menangis sebenarnya, tetapi dia merasakan bahwa dia tidak boleh bersedih karena itu. Bisa saja dia menang di lomba menyanyi.
“Untuk juara lomba menyanyi! Juara ketiga adalah Putri Hanifah Larasati!” teriak Juri. “Juara dua diraih oleh Karina Larasati Ananda!” ujar Juri. “Dan juara pertama jatuh ke tangan … Marissy Nochana Putri!” pekik Juri. Ocha menuju panggung. Firasatnya ternyata benar! Ocha mendapat dua piala, satu tropi, dan juga uang tiga belas juta rupiah!!!
Mama memeluk Ocha dan Acha. Papa tersenyum.
Made by: Nada Azka Maulida ( 7 tahun )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar